Kematian Ikan di KJA Lumbokseminung Capai 250 Ton, Kualitas Air Berangsur Normal

Kematian Ikan di KJA Lumbokseminung Capai 250 Ton, Kualitas Air Berangsur Normal

Total sebanyak 250 ton ikan mati di Keramba Jaring Apung Danau Ranau di wilayah Lumbokseminung--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kematian ikan keramba jaring apung (KJA) akibat dampak dari fenomena alam atau biasa disebut ‘Mentilehan' yang terjadi perairan Danau Ranau di wilayah Kecamatan Lumbokseminung, Kabupaten Lampung Barat kembali bertambah dengan total sebanyak 250 ton ikan. 

Hal demikian berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan Dinas Perikanan kabupaten setempat. Dari kematian sebanyak 250 ton ikan itu, membuat para petani keramba merugi yang jika diestimasikan mencapai sekitar Rp6 Miliar lebih. 

Kepala Dinas Perikanan Perikanan Kabupaten Lambar Kamaludin mengungkapkan data jumlah total kematian ikan yang terdampak fenomena alam tersebut diperoleh berdasarkan pendataan yang dilakukan tim saat meninjau kondisi terkini.

“Meski begitu, dari pantauan tim di lokasi saat ini kondisi air sudah berangsur membaik alias kadar oksigen sudah berangsur normal. Saat ini kadar oksigen diatas 3 mg/L dari sebelumnya dibawah 1 mg/L,” ujarnya.

BACA JUGA:Tingkatkan Kepercayaan Diri UMKM, Mahasiswa KKN UNILA Bantu Terbitkan Legalitas Usaha

Dari pantauan terakhir, atau hingga hari ini, terusnya, dilaporkan tidak lagi ditemukan adanya ikan yang mati mendadak, dengan demikian pihaknya berharap agar jumlah ikan yang mati itu tidak lagi bertambah.

”Alhamdulillah hari ini tidak ditemukan lagi ikan yang mati, mudah-mudahan ini tanda bahwa kerugian tidak bertambah,” harapnya 

Terkait para petani keramba jaring apung yang terdampak, pihaknya mencatat total ada sebanyak 150 pemilik yang merugi dan disini pihaknya akan berupaya membantu memfasilitasi para petani keramba untuk berkoordinasi dengan pihak perbankan mengingat unit usaha tersebut menggantungkan modal dari pinjaman perbankan.

“Disini kami akan berupaya memfasilitasi para pembudidaya supaya bisa diberikan keringanan waktu pengembalian oleh perbankan kita tinggal menunggu waktu untuk bisa berkoordinasi dengan pihak perbankan dan tim juga masih melakukan pendataan terhadap pembudidaya yang terdampak secara langsung,” imbuhnya.

BACA JUGA:Samsu Kendar Libatkan Semua Unsur Pekon Hadiri Zoom Meeting KLA

Disisi lain, terkait limbah ikan yang mati, pihaknya memastikan ada beberapa pola pengolahan untuk pengendalian limbah diantaranya sebagai pupuk dan pakan ikan lele dan patin.

“Jadi limbah ikan mati ini diolah sebagai pupuk dan ada juga untuk pakan ikan jadi kita pastikan tidak berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan perairan setempat,” tandasnya.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: