Tidak Ingin Selalu Disalahkan, Puskesmas Kerja Sama Berantas DBD

Tidak Ingin Selalu Disalahkan, Puskesmas Kerja Sama Berantas DBD

Medialampung.co.id - Menyikapi wabah demam berdarah dengue (DBD) di Lampung Tengah, beberapa puskesmas melakukan kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) dengan kepala kampung, Kadus, Kaling, RT, dan RW.

Hal ini supaya masyarakat mau sama-sama menanggulangi penyebarana penyakit DBD.

Kepala Puskesmas Gunungsugih Yulianti Nilawati menyatakan pihaknya sudah berupaya maksimal menyosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

"Kita sudah berupaya maksimal untuk menyosialisasikan ke masyarakat pentingnya menjaga kebersihan. Ini penting untuk mencegah DBD. Tapi, semua itu bergantung masyarakat sendiri. Memberantas DBD memang harus kerja bersama, bukan semata tanggung jawab puskesmas atau Dinas Kesehatan," katanya.

Guna menggugah masyarakat untuk melakukan langkah bersama dalam pemberantasan DBD, kata Yulianti, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan Kakam, Kadus, Kaling, RT, dan RW.

"Kita sudah kerja sama atau MoU dalam memberantas DBD. Ini penting untuk menyadarkan dan menggugah masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Kita juga tidak selalu disalahkan. Kalau fogging itu langkah terakhir. Hanya membunuh nyamuk dewasa, tapi jentiknya tidak. Perlu dilakukan 3M Plus," ungkapnya.

Hal sama juga diungkapkan Kepala Puskesmas Terbanggisubing dr. Devi Andryanthi Hasibuan. Devi menyatakan di wilayah kerjanya sudah ada 68 kasus DBD.

"Ada 68 kasus DBD. Kita juga sudah berusaha maksimal untuk menanggulangi DBD. Jauh-jauh hari sudah kita sosialisasikan. Tapi, ya kembali ke kesadaran masyarakat sendiri akan pola hidup bersih dan sehat," katanya.

Devi melanjutkan, pihaknya juga sudah bekerja sama atau MoU dengan Kakam, Kadus, Kaling, RT, dan RW untuk mencegah DBD.

"Kita juga sudah kerja sama. Alhamdulillah responnya cukup baik. Masyarakat seminggu sekali minimal bergotong-royong membersihkan lingkungan. Foto-foto kegiatan juga di-share. Jadi memang ada yang mengawasi di lingkungan masing-masih sehingga pihak puskesmas dan Diskes selalu disalahkan. Kalau fogging langkah akhir. Itu juga ada SOP-nya. Kalau semua di-fogging, Lamteng bisa keracunan. Paling penting menyadarkan masyarakat pentingnya kebersihan," ungkapnya.

Sedangkan Direktur RSUDDSR dr. Hasril Syahdu menyatakan masalah pasien DBD sudah tertangani dengan baik.

"Sudah tertangani dengan baik. Sekarang saja ada 17 pasien yang dirawat di sini. Insya Allah bisa kembali sehat," katanya.

Masalah adanya enam orang yang terjangkit DBD meninggal, Hasril menyatakan terlambatnya dibawa ke rumah sakit.

"Ya, itu karena terlambatnya dibawa ke rumah sakit. Mungkin awalnya hanya dinilai sakit biasa atau tidak disadari DBD. Tren DBD ini biasa di musim penghujan setiap tahun. Ini kembali lagi pentingnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Biasanya tren ini hingga April," tegasnya. (sya/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: