Tidak ada Sulap dan Sihir di Trimulyo

Tidak ada Sulap dan Sihir di Trimulyo

Koordinator FKPPM Lampung Barat Anton Hilman--

Oleh : Anton Hilman, S.Si

Mantan Koordinator Pendamping Desa P3MD KEMENDES PDTT Lampung Barat 2000 - 2021

 

Medialampung.co.id - Untuk menjadi unggul seperti saat ini, dan mewakili Lambar ikut lomba tingkat provinsi, Pekon  Trimulyo Kecamatan Gedungsurian, Kabupaten Lampung Barat sudah melalui proses panjang yang dimulai zaman Bupati Mukhlis Basri dulu, dimana Karang Taruna Pekon Trimulyo menjadi juara 1 tingkat provinsi dan mewakili Lampung bertanding di nasional dan masuk Sepuluh besar.

Itu terjadi dibawah binaan Ketua Karang Taruna Kabupaten yang saat itu dijabat oleh Hi Parosil Mabsus dan saat ini jadi Bupati Lambar.

Diutarakan Anton Hilman, S.Si Mantan Kordinator Pendamping Desa P3MD KEMENDES PDTT Lampung Barat 2000 - 2021, Prestasi - prestasi yang diraih pun adalah alami hasil dinamika pekon dibawah kepemimpinan beberapa peratin terdahulu dan puncaknya adalah saat kepemimpinan Peratin Buchori, S.P., yang pernah menjadi sekdes tiga peratin, sehingga memperkaya ilmu dan pengalamannya.

Perangkat desanya pun banyak yang alumni pelaku PNPM MD di tingkat desa maupun kecamatan.  SDM-nya memang unggul.

Setelah ditetapkan sebagai juara 1 lomba pekon tingkat Kabupaten Lambar, tidak ada mobilisasi  pemkab dan hiruk pikuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempersiapkan Trimulyo mengikuti lomba Tingkat Provinsi  bukan karena pemkab tidak mendukung tapi justru karena sangat mendukung sehingga pembinaannya dilakukan  rutin dari jauh hari bukan karena akan ikut lomba saja, tapi pemkab Lambar sudah menangkap potensi besar baik dari SDM, SDE maupun SDA yang ada di Trimulyo.

Dinas PMD dengan pembinaan pemerintahan kelembagaan pekon dan lainnya, Dinas Pariwisata dengan dukungan terhadap pariwisata, Dinas Koperindag dengan dukungan terhadap umkm setempat, Dinas Peternakan Perikanan Perkebunan semua sudah masuk dengan programnya. Dan banyak lagi yang lainnya.

Dan tidak lupa adanya DESA DESA yang penggunaannya diserahkan kepada hasil musyawarah juga menjadi pendukung utama pekon mempercepat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sehingga menjadi pekon yang mandiri, dengan indeks 0,91 dibawah pesawaran.

Di Lampung ini dengan 2.435 Desa, baru dua desa yang IDM nya bisa mencapai angka 0,9, yaitu Hanura dan Trimulyo.

Temiyangan Hill sudah go public menjadi salah satu destinasi wisata yang pengunjungnya bukan lagi hanya lokal Provinsi Lampung saja, tapi sudah lintas provinsi.

BUMDES nya pun sudah memberikan kontribusi terhadap penerimaan pendapatan asli desa (PAD) yang angkanya sudah puluhan juta.

Di bidang pelayanan terhadap masyarakat pun, Trimulyo sudah menerapkan SMART VILLAGE yang mengintegrasikan antara informasi atau berita tentang desa dengan pelayanan terhadap warga desa berbasis online.  Contoh sederhananya bikin surat hanya butuh hitungan menit bahkan bisa detik.

Data data kependudukan sudah diinput di aplikasi, sehingga aman dan nyaman bagi pihak berkepentingan jika membutuhkan info terkait data tersebut.

BRI selaku bank pemerintah  pun memberikan predikat juara kepada Bumdes Trimulyo sebagai mitra yang sudah mampu menerapkan manajemen keuangan yang baik.

Banyak raihan prestasi yang sudah didapat Trimulyo yang itu semua adalah  hal hal yang tidak bisa dicapai dengan sulap atau sihir, simsalabim tapi melalui proses panjang dengan support dan kerja kerja kolaborasi dengan banyak pihak. 

Universitas Lampung pun beberapa kali datang untuk memberikan pembinaan ke pekon Trimulyo.

Ada banyak prestasi lainnya yang tidak bisa dengan detail disebutkan disini. Trimulyo menjadi desa yang menarik bagi banyak pihak,, karena SDM dan SDA nya yang luar biasa dibandingkan dengan desa lainnya. 

Dalam lomba evaluasi pemangku atau dusun yang dilaksanakan tahun lalu, dimana saya adalah salah satu tim juri,  ada hal sangat luar biasa. Yaitu kegiatan sosial keagamaan di Trimulyo yang sudah terstruktur dan sistematis dan diikuti oleh warganya dimana dari data yang didapat bahwa semua dusun yang berjumlah 12 itu rutin melakukan pengajian mingguan dan kegiatan gotong royong yang juga mingguan.

Kegiatan pengajian itu juga diisi dengan kegiatan arisan, sumbangan, iuran, tabungan.  Jika di total seluruh uang yang dikeluarkan oleh warga tersebut ternyata lebih dari 1,2 Miliar per tahun uang warga yang dikeluarkan dengan sukarela untuk kegiatan sosial keagamaan.

Ini sangat langka di zaman ini desa masih tinggi tenaga sosialnya, masih besar jiwa sosial keagamaannya. 

Gotong royong pun  dilaksanakan rutin tiap minggu.  Jika kita keliling 12 pemangku atau dusun di Trimulyo, terlihat begitu tertata rapi lingkungannya.  Itu terjadi bukan karena ada lomba atau mau ada penilaian, tapi ini sudah jadi budaya warganya. 

Trimulyo sudah pantas menjadi Model desa yang berhasil mengimplementasikan uu desa dan mengelola dana desa.  Bukan hanya aspek pemerintahannya saja tapi juga sosial ekonomi dan keagamaan. 

Catur sakti UU Desa, yang menjadi visi dari uu desa yaitu desa yg bertenaga secara sosial, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan bermartabat secara budaya sudah bisa dilihat di Trimulyo.

Jadi bukan dadakan Trimulyo menjadi bagus dan berprestasi seperti saat ini. Bukan karena disulap oleh pemkab dengan dana ratusan juta atau berbagai program secara dadakan.  

Walaupun bukan hal sulit jika pemkab lambar ingin melakukannya. Pekon yang menjadi juara karena disulap menjadi bagus secara dadakan tidak memberikan pesan yang mendidik bagi pekon lainnya.

Trimulyo pantas untuk menjadi Juara yang terbaik di Provinsi Lampung. Dan Pemkab Lambar tentu tidak akan ragu untuk memberikan dukungan penuh Trimulyo ikut Lomba tingkat nasional.  Aamiin (r1n/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: