Medsos Menjadi Salah Satu Pemicu Kekerasan Seksual Anak Dibawah Umur

Medsos Menjadi Salah Satu Pemicu Kekerasan Seksual Anak Dibawah Umur

Medialampung.co.id - Media sosial (Medsos) hingga kini masih menjadi salah satu pemicu utama terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar). 

Sehingga kondisi itu perlu ada pengawasan maksimal dari orangtua terhadap anak-anaknya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Pesbar, dr. Budi Wiyono, M.H., mengatakan, selain orang terdekat, medsos seperti facebook dan sejenisnya itu menjadi salah satu pemicu terjadinya kasus kekerasan seksual anak dibawah umur. 

Berdasarkan data kasus kekerasan anak dibawah umur yang ditangani DP3AKB Pesbar sejak Januari-Juni 2022  tercatat 14 kasus.

“Dari 14 kasus itu dengan total anak yang menjadi korban dalam kasus pemerkosaan, pelecehan seksual, persetubuhan dan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) itu sebanyak 29 anak,” kata dia, Selasa (21/6).

Dijelaskanya, sebanyak 14 kasus itu dengan rincian pelecehan seksual sebanyak empat kasus, pemerkosaan dua kasus dan persetubuhan lima kasus. 

Untuk semua kasus ini didominasi oleh orang terdekat korban, namun yang lebih dominan dipengaruhi oleh medsos. Rata-rata korban merupakan pelajar usia 14-15 tahun. 

Sedangkan, untuk kasus ABH ada tiga kasus yang dipicu salah satunya karena persoalan rumah tangga (broken home)

“Khususnya kasus kekerasan seksual itu, korban rata-rata berkenalan dengan pelaku melalui medsos. Sehingga itu salah satunya memicu terjadi tindak kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, kata dia, dalam pencegahan untuk mengantisipasi terjadinya kembali kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur, DP3AKB Pesbar hingga kini terus berupaya untuk melakukan pembinaan dan juga mensosialisasikan ke sekolah-sekolah terutama Sekolah Ramah Anak (SRA) yang ada di Pesbar ini maupun sekolah lainnya baik tingkat SD, SMP hingga SMA sederajat.

“Dalam waktu dekat ini kita juga akan kembali melakukan pembinaan dan sosialisasi baik terhadap siswa maupun guru di sekolah, sehingga diharapkan semuanya bisa ikut melakukan pencegahan terhadap kekerasan  anak dibawah umur,” jelasnya.

Ditambahkannya, pengaruh keluarga, sekolah, maupun lingkungan rumah pun cukup penting dalam pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak dibawah umur, terutama pelecehan seksual, pemerkosaan dan sebagainya. 

Untuk itu, peran orangtua sangat penting dalam pengawasan dan pemantauan terhadap anak-anaknya.

 

“Selain para orangtua, kita juga berharap agar seluruh sekolah tetap berperan aktif dalam pencegahan kekerasan terhadap anak dibawah umur, artinya peran serta semua pihak sangat diharapkan,” pungkasnya.(yan/d1n/mlo)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: