Kerajaan Islam Pertama di Indonesia: Perlak atau Samudera Pasai
Dua kerajaan besar di Aceh jadi akar penyebaran Islam pertama di Nusantara-Ilustrasi Gemini AI-
BACA JUGA:Cahaya Gelap Alam Semesta: Energi Misterius yang Masih Jadi Teka-Teki
Sumber Sejarah yang Masih Diperdebatkan
Meski banyak yang mengakui keberadaan Kerajaan Perlak, beberapa ahli sejarah masih meragukan validitasnya karena minimnya bukti arkeologis dan dokumen otentik. Tiga naskah kuno yang sering dijadikan sumber utama tentang sejarah Perlak adalah:
- Kitab Idharul Haq fi Mamlakatil Peureulak, karya Abu Ishak Makarani Al-Fasi.
- Kitab Tazkirah Thabakat Jumu’ Sultan as-Salathin, karya Syekh Syamsul Bahri Abdullah As-Asyi.
- Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai, catatan dari Saiyid Abdullah ibn Saiyid Habib Saifuddin.
Ketiga naskah tersebut memberikan gambaran tentang berdirinya kerajaan dan daftar sultan-sultannya, namun sebagian isinya masih diragukan karena tidak dapat diverifikasi dengan bukti sejarah lain. Meski begitu, temuan makam Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah di Gampong Bandrong, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, memperkuat dugaan bahwa Kerajaan Perlak memang pernah ada. Lokasi makam ini kini menjadi situs sejarah yang dipercaya sebagai bekas pusat pemerintahan Perlak.
BACA JUGA:Jejak Emas di Gunung Patuha: Benarkah Ada Kerajaan yang Hilang?
Kerajaan Samudera Pasai: Bukti Sejarah yang Lebih Kuat
Di sisi lain, sebagian besar sejarawan dan lembaga resmi seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta Pemerintah Provinsi Aceh, menyebut Kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Alasannya, kerajaan ini memiliki bukti sejarah yang lebih jelas dan dapat dibuktikan melalui prasasti, nisan, serta catatan dari para penjelajah asing.
Kerajaan Samudera Pasai didirikan sekitar tahun 1267 Masehi oleh Meurah Silu, seorang tokoh lokal yang kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Malik al-Saleh.
BACA JUGA:Fenomena Hujan Salju: Antara Dingin dan Keajaiban Alam
Setelah memeluk Islam, ia memimpin kerajaan dengan sistem pemerintahan bercorak Islam dan menjadikan Samudera Pasai sebagai pusat perdagangan serta penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Bukti arkeologis yang paling terkenal adalah makam Sultan Malik al-Saleh, yang masih terpelihara hingga kini.
Di batu nisannya tertulis tahun wafat 1297 Masehi, menjadi penanda kuat mengenai keberadaan kerajaan tersebut.
Selain itu, catatan Ibnu Battuta, pengembara dari Maroko yang mengunjungi Pasai pada abad ke-14, menggambarkan bahwa Pasai merupakan kerajaan makmur dengan penduduk beragama Islam dan penguasa yang taat menjalankan syariat.
BACA JUGA:Keindahan Swiss: Negeri Impian Para Pelancong Dunia
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





