Tesla Alihkan Pasokan Baterai dari China ke LGES untuk Hindari Tarif Tinggi
Showroom Tesla di China.//Foto:NBD/Istimewa--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Tesla resmi menggandeng LG Energy Solution (LGES) dalam kontrak senilai US$ 4,3 miliar untuk memasok baterai sistem penyimpanan energi atau Energy Storage System (ESS).
Kesepakatan ini menjadi bagian dari upaya Tesla mengurangi ketergantungan pada impor dari China, yang kini dikenakan tarif tinggi oleh pemerintah Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan Reuters pada Rabu (30 Juli 2025) ternyata baterai yang dipasok merupakan jenis lithium iron phosphate (LFP) dan akan diproduksi langsung di pabrik LGES yang berlokasi di Michigan, AS.
Bahkan sumber industri yang mengetahui kesepakatan ini menyebutkan jika dalam kontrak itu juga ternyata mencakup suplai baterai untuk tiga tahun ke depan meski detail penggunaannya belum diumumkan secara resmi.
BACA JUGA:Propriosepsi: Indra Penting yang Jarang Disadari untuk Gerak Tubuh Stabil
Bahkan sebelumnya pihak LGES juga sudah mengumumkan kontrak global dengan nilai yang sama meski tanpa menyebutkan pelanggan utamanya.
Tapi kesepakatan dengan Tesla itu ternyata menegaskan langkah LGES dalam memperluas pasar baterai non-otomotif terutama sektor penyimpanan energi seiring menurunnya permintaan kendaraan listrik (EV) di sejumlah wilayah.
Ternyata lonjakan kebutuhan energi global tetap menjadi pendorong utama pasar ESS. LGES menilai, penggunaan pusat data (data center) untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) telah meningkatkan konsumsi listrik dalam skala besar.
Hal ini memicu perusahaan untuk memperluas kapasitas produksi baterai yang tidak hanya ditujukan untuk EV, tetapi juga infrastruktur energi.
BACA JUGA:MG Perkenalkan Mobil Hybrid: Solusi Praktis di Tengah Keterbatasan Infrastruktur EV
"Fokus kami kini bukan hanya pada baterai mobil listrik, tetapi juga pada penyimpanan energi berskala besar yang semakin dibutuhkan dunia," kata perwakilan LGES dalam pernyataannya.
Bahkan Chief Financial Officer (CFO) Tesla, Vaibhav Taneja juga sudah menegaskan bahwa tarif impor yang diberlakukan AS terhadap semua produk yang berasal dari China itu ternyata cukup memberikan dampak signifikan terhadap semua lini bisnis energi Tesla.
“Ternyata tarif itu juga sangat mempengaruhi bisnis energi kami karena sebagian besar baterai LFP ini masih diambil dari China. Kami tengah mengupayakan pasokan alternatif dari luar China, namun proses ini membutuhkan waktu,” ujar Taneja pada April lalu.
Tidak hanya mengamankan suplai baterai, Tesla juga sudah mengumumkan kesepakatan senilai US$ 16,5 miliar dengan Samsung Electronics untuk pembelian chip yang akan diproduksi di fasilitas Samsung yang ada di Texas, AS.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




