Shalat Idul Adha di Sekampung Udik, Bupati Lampung Timur Serahkan Kurban Seekor Sapi

Yang menarik dari pelaksanaan Idul Adha kali ini adalah hadirnya semangat toleransi yang begitu nyata. 

BACA JUGA:Mengapa Disebut Lebaran Haji? Ini Sejarah dan Makna Mendalam di Baliknya

Pelaksanaan shalat Idul Adha mendapat pengawalan ketat dari sejumlah umat Kristiani yang tergabung dalam Gerakan Menjalin Kerukunan (GMK). 

Dengan sukarela, mereka menjaga kendaraan jamaah yang melaksanakan shalat di enam titik berbeda di Desa Pugung Raharjo.

Japung, salah satu anggota GMK, menjelaskan bahwa ada 35 orang yang dikerahkan untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama ibadah berlangsung. 

"Kami ingin menunjukkan bahwa hidup rukun dan saling menjaga itu bisa dilakukan. Ini bentuk toleransi nyata," ujarnya.

BACA JUGA:Menyelami Sejarah Idul Adha dan Makna Ibadah Kurban bagi Umat Islam

GMK bukan kelompok baru. Sejak berdiri tahun 2017, mereka aktif mendukung kegiatan umat Islam di berbagai kesempatan, mulai dari Idul Fitri, Idul Adha, hingga bulan Ramadan. 

Kontribusi mereka menjadi simbol kuatnya nilai kebersamaan yang sudah tertanam di masyarakat Lampung Timur.

Bupati Ela pun tak lupa mengajak seluruh jamaah untuk mendoakan para jemaah haji asal Lampung Timur. 

Ia berharap agar mereka diberikan kelancaran, keselamatan, dan kembali dengan predikat haji mabrur. 

BACA JUGA:Parosil Serahkan Sapi Kurban Presiden, Dorong Peternak Lokal Bangkit

Bagi mereka yang wafat dalam ibadah haji, Ela berharap mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT sebagai syuhada.

Kehangatan dan ketenangan yang tercipta selama pelaksanaan Idul Adha tahun ini seakan menegaskan bahwa harmoni sosial bukan hanya slogan, tapi telah menjadi kenyataan. 

Idul Adha di Pugung Raharjo tahun ini menjadi potret indah tentang nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan kerukunan yang patut dicontoh oleh daerah lain.

Sumber: