Asal Usul dan Sejarah Sate Kambing Khas Jawa Tengah
Sate kambing dan gulai kambing khas Jawa Tengah bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi masyarakat.-Foto vecteezy/sebelas studio-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Sate kambing diyakini berkembang seiring masuknya budaya Timur Tengah dan India ke Nusantara, terutama melalui jalur perdagangan.
Daging kambing dan domba menjadi populer karena sering digunakan dalam tradisi keagamaan, terutama Idul Adha.
Di Jawa Tengah, pengolahan daging kambing dipadukan dengan bumbu lokal yang sederhana sehingga lahirlah cita rasa khas yang berbeda dengan sate di daerah lain.
BACA JUGA:Soto Kudus: Legenda Kuliner Jawa Tengah yang Sarat Sejarah dan Filosofi
Keunikan Sate Kambing Jawa Tengah
• Potongan Daging Besar
Tidak seperti sate Madura atau sate ayam yang kecil-kecil, sate kambing khas Jawa Tengah lebih berani dengan potongan besar.
Hal ini membuat cita rasa daging lebih terasa asli.
BACA JUGA:Garang Asem: Sajian Tradisional Jawa yang Segar dan Menggugah Selera
• Tanpa Bumbu Kacang
Alih-alih diberi saus kacang, sate kambing Jawa Tengah lebih sering disajikan dengan kecap manis, cabai rawit, irisan bawang merah, dan tomat. Kesannya lebih segar dan tidak menutupi rasa asli daging.
• Variasi Khas Solo: Sate Buntel
Salah satu varian populer adalah sate buntel, di mana daging kambing dicincang, dibumbui, lalu dibungkus dengan lemak tipis dan dibakar. Teksturnya empuk, juicy, dan sangat gurih.
BACA JUGA:Mie Kopyok: Kuliner Tradisional Khas Semarang yang Melegenda
Filosofi dan Tradisi
Sate kambing sering disajikan pada acara kumpul keluarga atau hajatan.
Proses memanggang di atas bara api memberi nuansa kebersamaan karena biasanya dilakukan secara beramai-ramai.
Di beberapa daerah Jawa, sate kambing juga dianggap makanan “bergizi tinggi” yang cocok untuk menambah stamina.
BACA JUGA:Wingko Babat, Jajanan Tradisional dengan Rasa Manis Gurih
Perbandingan dengan Daerah Lain
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





