Disway Awards

Eza Gionino Masih Berjuang untuk Anak dan Rumah Tangga di Tengah Gugatan Cerai

Eza Gionino Masih Berjuang untuk Anak dan Rumah Tangga di Tengah Gugatan Cerai

Eza Gionino Masih Berjuang untuk Anak dan Rumah Tangga. - Foto Instagram--

BACA JUGA:Ashanty Geram, Tanah Warisan Ayah di Depok Digarap Developer

Ia ingin agar Meiza mau kembali ke rumah dan membangun dialog agar anak-anak tetap merasakan kehangatan dari orang tua secara utuh. 

Ia menyadari bahwa dirinya memiliki kekurangan sebagai pasangan maupun ayah, dan berkomitmen untuk memperbaiki segala hal yang mungkin telah menyakiti M

Kuasa hukum Eza menegaskan bahwa pihaknya sangat mengutamakan perdamaian. Proses hukum yang dijalani bukan semata mencari “menang” dalam arti formal, tetapi bagaimana agar semua pihak, khususnya anak-anak, tidak terpapar rasa sakit yang bisa timbul dari perpisahan. 

Hak bertemu anak menjadi salah satu hal yang didorong secara aktif agar ayah tetap memiliki peran dalam kehidupan mereka. Sidang perdana pun menjadi titik awal di mana mediasi diharapkan bisa membuka ruang musyawarah keluarga. 

BACA JUGA:5 Artis Ternama Lulusan Universitas Indonesia, Bukti Cerdas dan Berprestasi

Di tengah tekanan publik dan media, Eza mengakui bahwa sulit untuk tampil tegar. 

Banyak pihak melihatnya sebagai figur publik yang harus selalu kuat, namun dalam kenyataan, rasa takut kehilangan peran sebagai ayah, kesedihan tidak bertemu anak, dan rasa bersalah atas bagian yang dirasakannya kurang dalam kehidupan bersama Meiza membebani dirinya. 

Momen-momen introspeksi dan refleksi menjadi bagian dari harinya, ketika layar kamera tidak selalu bersinar, dan hati lebih sering diliputi kerinduan. 

Gugatan cerai Meiza Aulia bukan hanya menuntut secara formal, tetapi membawa pertanyaan serius tentang bagaimana kehidupan bersama anak-anak akan diatur. 

BACA JUGA:Baim Wong Bantah Isu Bangkrut, Tegaskan Masih Fokus di Dunia Film

Bagaimana hak asuh dijalankan, bagaimana waktu kunjungan ayah akan ditetapkan, bagaimana nafkah anak ditanggung, dan bagaimana kesejahteraan psikologis anak dijaga di tengah perubahan status orang tua. 

Semua ini menjadi bagian yang harus dirancang dengan hati-hati agar anak-anak tidak menjadi korban laten dari konflik orang tua. 

Sementara itu, Meiza belum membuka alasan spesifik di balik keputusannya mengajukan perceraian, kecuali menyebut bahwa sudah ada akumulasi dari ketidaknyamanan dalam rumah tangga selama beberapa tahun. 

Ia juga disebut tengah membutuhkan ruang dan waktu untuk memulihkan pikiran dan emosinya, agar ketika berbicara di pengadilan maupun dalam interaksi dengan anak-anak dan Eza, hal-hal yang terlontar tidak didorong hanya oleh emosi. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: