Nadya Hutagalung Minta Anak-anaknya Tidak Memiliki Anak, Apa Alasannya?
Nadya Hutagalung Minta Anaknya Tidak Memiliki Anak. - Foto Istimewa--
BACA JUGA:Penipuan Digital Berkedok DANA, Waspadai Modus Link Tipu-Tipu
Nadya juga menceritakan pengalamannya saat menyelam di laut sebelum dan sesudah kelahiran anak pertamanya.
Sebagai penyelam yang sudah lama berkecimpung dalam kegiatan pelestarian laut, ia menyaksikan sendiri bagaimana kondisi terumbu karang dan ekosistem laut mengalami kerusakan dalam waktu yang relatif singkat.
Sebelum menjadi ibu, ia menikmati keindahan bawah laut yang masih alami. Namun saat kembali menyelam setelah beberapa tahun, pemandangan yang ia temui sangat berbeda: ikan-ikan terjebak dalam perangkap, terumbu karang rusak, dan sampah plastik mengapung di permukaan air.
"Jika dalam hidup saya yang tidak terlalu panjang ini dunia bisa berubah sedrastis itu, saya khawatir apa yang akan terjadi di masa depan anak-anak saya," ujarnya penuh keprihatinan.
BACA JUGA:Pantangan Makanan untuk Penderita Kista yang Penting Diketahui
Pernyataan Nadya ini tentu saja memancing reaksi beragam dari masyarakat. Beberapa pihak mengapresiasi kepedulian Nadya terhadap masa depan planet ini, menganggap pandangannya sebagai bentuk tanggung jawab dan kesadaran yang tinggi.
Namun, tak sedikit pula yang mengkritik pandangan tersebut sebagai bentuk kepanikan yang berlebihan.
Beberapa netizen menyebut bahwa masalah utama bukanlah jumlah penduduk, melainkan cara konsumsi dan distribusi sumber daya yang tidak adil. Menurut mereka, menyarankan anak-anak untuk tidak memiliki keturunan bukanlah solusi yang tepat.
"Masalahnya bukan jumlah manusia, tapi bagaimana manusia hidup. Yang penting itu edukasi tentang gaya hidup berkelanjutan," tulis seorang warganet di media sosial.
BACA JUGA:Nyeri di Lengan Setelah Imunisasi? Ini Penyebab dan Cara Atasinya
Terlepas dari kontroversinya, pandangan Nadya adalah pilihan pribadi yang didasarkan pada nilai dan kepercayaan yang ia pegang.
Sebagai orang tua dan aktivis, ia tentu ingin yang terbaik bagi anak-anaknya dan bagi masa depan bumi.
Dalam konteks ini, saran untuk tidak memiliki anak bukan berarti anti-kehidupan, melainkan bentuk kecemasan akan dunia yang akan dihuni generasi selanjutnya.
Pada akhirnya, keputusan untuk memiliki anak atau tidak adalah hak setiap individu. Namun, pernyataan Nadya setidaknya membuka ruang diskusi tentang bagaimana manusia seharusnya hidup berdampingan dengan bumi—dengan lebih sadar, lebih peduli, dan lebih bertanggung jawab. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





