Kreatif dan Cuan Jalan Seiring: Kisah Sukses Agen BRILink di Bengkulu
Agen BRILink bantu masyarakat Bengkulu lebih mudah bertransaksi keuangan-Foto Istimewa-
BACA JUGA:ATM BRI Menjangkau Pelosok: Solusi Keuangan Tanpa Batas Ruang dan Waktu
Apa yang membuat usaha Ley tetap ramai? Ia punya siasat, bukan sekadar strategi. Ley tahu, pelanggan bukan hanya butuh layanan, tapi juga kenyamanan.
Dari ramah tamah hingga jam operasional fleksibel, semua diracik agar pelanggan merasa “lebih dari sekadar transaksi.”
“Pelanggan itu suka kalau kita cepat dan nggak ribet,” katanya sambil tersenyum.
Dari balik meja kecil, ia menjalankan roda ekonomi mikro dengan kekuatan teknologi dan kepercayaan.
BACA JUGA:Bukan Cuma Tol, Satu Gesekan Brizzi Bisa bayar Tagihan Listrik hingga Belanja di Minimarket
Hadirnya Agen BRILink seperti Ley memberi warna baru dalam wajah layanan keuangan di Bengkulu. Mereka menjadi wajah ramah dari sistem perbankan yang dulunya terasa jauh dan formal.
Kini, cukup masuk ke warung atau konter pinggir jalan, masyarakat sudah bisa membuka tabungan, membayar tagihan, bahkan kirim uang ke pelosok desa.
Inilah esensi kehadiran BRILink: mendekatkan layanan keuangan ke jantung masyarakat. Tak hanya menembus batas geografis, tapi juga memecah sekat psikologis antara bank dan rakyat kecil.
Agen BRILink juga menjadi instrumen penting dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Ketika layanan perbankan tak lagi terpaku pada gedung megah, tapi bisa diakses dari ruko sederhana, maka yang terbangun bukan hanya transaksi, tapi kepercayaan.
BACA JUGA:Tukad Badung Kembali Bernyawa Berkat Gerakan Jaga Sungai BRI Peduli
Model bisnis ini juga sangat relevan di era pasca-pandemi. Masyarakat cenderung mencari solusi keuangan yang praktis, aman, dan cepat. Agen BRILink menjawab semua itu—tanpa antre, tanpa ribet, dan tetap manusiawi.
Bagi siapa pun yang ingin menapaki jejak seperti Ley, menjadi Agen BRILink bisa dimulai dengan langkah kecil dan semangat besar.
Modal tak harus besar, tapi niat harus teguh. Karena dalam dunia bisnis, yang bertahan bukan yang paling kuat, melainkan yang paling adaptif.
Ley membuktikan, kreativitas bukan hanya soal ide, tapi juga keberanian mengeksekusinya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




