Pedagang di Luar Stadion Sumpah Pemuda Mengeluh Sepi Pembeli, Omzet Turun Drastis

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Sejumlah pedagang jajanan yang biasa mangkal di luar Stadion Sumpah Pemuda, PKOR Way Halim, Kota Bandar Lampung mengeluhkan penurunan omzet dalam beberapa waktu terakhir. 

Kondisi ini disebabkan karena di dalam stadion kini juga terdapat pedagang makanan dan minuman, sehingga pembeli lebih memilih berbelanja langsung di area dalam.

Pantauan di lokasi, deretan gerobak dan lapak pedagang yang biasanya ramai pembeli tampak lengang. 

Hanya sesekali terlihat pengunjung yang berhenti untuk membeli makanan ringan maupun minuman. 

BACA JUGA:Parkir Sembarangan di Jalan Pramuka Bandar Lampung Ganggu Lalu Lintas, Warga Geram

Situasi ini jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya, saat penonton atau pengunjung stadion hampir selalu menyempatkan membeli jajanan di luar arena.

Salah satu pedagang minuman mengaku pendapatannya menurun signifikan sejak ada penjual di dalam stadion.

“Dulu ramai, apalagi kalau ada pertandingan bola atau acara besar. Sekarang sepi sekali. Orang-orang lebih banyak beli di dalam, jadi omzet kami turun,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).

Menurutnya, penghasilan yang diperoleh sehari-hari tidak lagi mencukupi kebutuhan seperti sebelumnya. Padahal, biaya operasional, seperti bahan baku hingga sewa tempat, tetap harus dikeluarkan.

BACA JUGA:Ambulans Tanpa Pasien Tabrak Truk Colt Diesel di Tugu Payan Mas

Para pedagang berharap ada kebijakan yang lebih berpihak, agar mereka yang berjualan di luar stadion tidak semakin tersisih. 

Mereka meminta pengelola atau pihak terkait dapat memberi perhatian khusus, misalnya dengan menata ulang area usaha agar pedagang di luar juga tetap mendapat kesempatan meraih pembeli.

“Kami hanya ingin ada keadilan. Kalau semua orang beli di dalam, kami yang di luar mau makan apa?” keluh pedagang lainnya.

Fenomena sepinya pembeli ini mencerminkan tantangan baru bagi pedagang kecil di sekitar Stadion Sumpah Pemuda. Tanpa adanya solusi dan kebijakan yang berpihak, mereka khawatir mata pencaharian yang sudah lama digeluti akan semakin terancam.

Sumber: