Rumah Adat Suku Besemah Sumatera Selatan: Warisan Arsitektur Sarat Makna Filosofis

Senin 15-12-2025,17:40 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan

Ghumah padu ampagh merupakan bentuk rumah adat yang paling sederhana. 

Dindingnya banyak menggunakan anyaman bambu, sementara rangkanya terbuat dari kayu. 

Jenis rumah ini biasanya dimiliki oleh masyarakat dengan kondisi ekonomi lebih sederhana, namun tetap memenuhi fungsi utama sebagai tempat tinggal yang nyaman dan aman.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Pastikan Stok Bahan Pokok Aman hingga Akhir 2025

Makna Filosofis di Balik Arsitektur

Setiap bagian rumah adat Suku Besemah mengandung makna filosofis yang mendalam. Pembagian ruang di dalam rumah mencerminkan tata krama dan hubungan sosial antaranggota keluarga maupun tamu. 

Ruang depan biasanya digunakan untuk menerima tamu dan kegiatan adat, sedangkan bagian dalam lebih bersifat privat bagi keluarga.

Bentuk rumah yang kokoh dan seimbang melambangkan harapan akan kehidupan yang harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Sementara itu, penggunaan bahan alami mencerminkan sikap masyarakat Besemah yang menghargai alam dan tidak mengeksploitasinya secara berlebihan.

BACA JUGA:DPRD Bandar Lampung Tekankan Kualitas Infrastruktur, Drainase Jadi Sorotan

Pelestarian di Tengah Perubahan Zaman

Di tengah arus modernisasi, keberadaan rumah adat Suku Besemah menghadapi berbagai tantangan. 

Banyak masyarakat yang mulai beralih ke rumah modern karena alasan praktis dan ekonomi. 

Meski demikian, upaya pelestarian terus dilakukan, baik oleh masyarakat adat, pemerintah daerah, maupun pegiat budaya.

BACA JUGA:Dinkes Kota Bandar Lampung Salurkan Seragam Baru Lebih dari 2.000 Untuk Pegawai

Rumah adat Besemah kini tidak hanya berfungsi sebagai hunian, tetapi juga sebagai objek wisata budaya dan sarana edukasi bagi generasi muda. 

Melalui pelestarian rumah adat, nilai-nilai luhur dan kearifan lokal Suku Besemah diharapkan tetap hidup dan dikenal luas.

Kategori :