Kisah Berdirinya Samudera Pasai oleh Sultan Malik Al Saleh

Minggu 30-11-2025,17:10 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan

Masa Kejayaan Samudera Pasai

Kejayaan Samudera Pasai mencapai puncaknya pada masa keturunan Sultan Malik Al Saleh, khususnya di bawah Sultan Malik Al Zahir II dan Sultanah Nahrasyiyah. Dalam catatan Ibnu Battutah, Pasai digambarkan sebagai pusat perdagangan lada yang sangat maju, di mana komoditas tersebut diperdagangkan dengan pedagang India, Arab, dan Tiongkok.

Kerajaan ini juga dikenal karena menerbitkan mata uang emas berupa dirham yang memiliki kadar emas sekitar 70 persen, menandakan kemajuan ekonomi dan administrasinya. Pada masa pemerintahan Sultanah Nahrasyiyah (1406–1428), hubungan diplomatik dengan Tiongkok semakin kuat, terutama berkat kunjungan Laksamana Cheng Ho yang menjadikan Pasai sebagai pelabuhan persinggahan penting.

Secara keagamaan, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara. Letaknya yang strategis membuat wilayah ini banyak dikunjungi ulama dari berbagai negeri, menjadikannya pusat pembelajaran Islam yang berpengaruh.

BACA JUGA:Ikuti Barisan Nasional, Seluruh Peratin di Lampung Barat Siap Turut Aksi Tolak PMK 81/2025

Persaingan dan Hubungan Politik

Letaknya yang berada di jalur pelayaran internasional membuat Samudera Pasai memiliki hubungan yang kompleks dengan kerajaan tetangganya. 

Mereka menjalin interaksi sekaligus persaingan dengan Kerajaan Nakur, Lide, dan Lamuri.

Sementara itu, hubungan dengan Tiongkok berjalan baik. Catatan sejarah Tiongkok menyebutkan bahwa raja-raja Pasai kerap mengirim dan menerima utusan. Armada Cheng Ho juga sering singgah di Pasai dalam ekspedisi maritimnya.

BACA JUGA:6 Cara Efektif Mengamankan Akun DANA dari Penipuan dan Aksi Pembobolan

Runtuhnya Samudera Pasai

Memasuki abad ke-15, kejayaan Samudera Pasai mulai memudar. Kebangkitan Kesultanan Malaka menjadi ancaman besar karena pelabuhan Malaka lebih disukai pedagang internasional. Hal ini membuat aktivitas perdagangan di Pasai berangsur menurun.

Kondisi semakin parah ketika Portugis menyerang wilayah Pasai pada 1521, setelah sebelumnya menaklukkan Malaka pada 1511. 

Serangan ini membuat Samudera Pasai jatuh, dan banyak penduduknya melarikan diri ke wilayah lain seperti Jawa dan Sumatra.

BACA JUGA:KUR BRI 2025: Pinjaman Rp100–500 Juta dengan Tenor Hingga 5 Tahun

Salah satu tokoh yang berasal dari Pasai adalah Fatahillah atau Syarif Hidayatullah, yang kemudian dikenal sebagai tokoh penting dalam pembentukan Kesultanan Banten dan Cirebon setelah berperan sebagai panglima Kesultanan Demak.

Kategori :