Di masa lalu, gembus sering dibuat pada:
- Musim panen singkong, sebagai cara memanfaatkan hasil panen berlebih.
- Pagi hari, sebagai pengganjal perut sebelum pergi bekerja ke ladang.
- Acara keluarga di desa, karena mudah dimasak dan bisa disajikan dalam jumlah besar.
Gembus juga menjadi simbol kehidupan sederhana masyarakat Jawa yang mengutamakan kesahajaan, namun tetap menjaga cita rasa.
BACA JUGA:Ratusan Ribu Jamaah Hadir, Perputaran Ekonomi Ijtima’ Ulama di Lampung Capai Rp27 Miliar
D. Peran Sosial dan Budaya
Gembus biasanya dijajakan di pasar tradisional atau dibuat sendiri di rumah.
Dalam beberapa keluarga, membuat gembus menjadi aktivitas yang melibatkan anak-anak, sehingga makanan ini membawa kenangan masa kecil yang kuat.
Kesederhanaan gembus mencerminkan kebersamaan dan kehangatan keluarga desa.
BACA JUGA:Resmi Ditutup,Lebih Dari 570 Ribu Jamaah Hadiri Tabligh Akbar Indonesia Berdoa 2025
2. Gesek
A. Apa Itu Gesek?
Gesek adalah olahan singkong khas Jawa Tengah yang lebih renyah dan tahan lama dibandingkan gembus.
Teksturnya garing karena melewati proses pengeringan sebelum digoreng.
Bentuknya memanjang dan pipih, dengan cita rasa gurih khas singkong.
BACA JUGA:Kunker ke Lampung, Menteri Abdul Mu’ti Disambut Wagub Jihan
B. Cara Pembuatan Tradisional
- Singkong diparut kasar atau ditumbuk.
- Adonan dibentuk pipih memanjang.
- Dijemur hingga benar-benar kering; proses ini bisa memakan waktu 1–2 hari tergantung cuaca.
- Setelah kering, gesek disimpan atau langsung digoreng.
Proses pengeringan menjadi kunci yang membuat gesek renyah, tahan lama, dan bisa menjadi stok makanan keluarga.