Sebagian atlet memilih obat penghilang rasa sakit kelas berat seperti opioid untuk menutupi cedera agar tetap bisa bertanding.
Hal ini sangat berbahaya karena rasa sakit merupakan sinyal alami tubuh ketika terjadi kerusakan.
Jika sinyal ini dihilangkan, atlet dapat memperparah cedera, belum lagi risiko kecanduan opioid yang sangat tinggi.
BACA JUGA:Cara Mengatasi Leher Sakit Saat Menoleh yang Efektif dan Aman
6. Doping Genetik (Gene Doping)
Metode doping generasi baru ini memanfaatkan modifikasi gen tertentu untuk meningkatkan daya tahan atau kekuatan tubuh.
Meski belum banyak kasusnya, metode ini menjadi perhatian besar dunia medis.
Risikonya diperkirakan sangat serius, mulai dari kerusakan DNA, kegagalan organ, hingga meningkatnya kemungkinan terbentuknya sel kanker.
BACA JUGA:Benarkah Bawang Merah Bisa Obati Demam pada Anak? Ini Faktanya
Dampak Doping terhadap Kesehatan
Penggunaan doping membawa konsekuensi luas, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Di antara dampak yang sering terjadi adalah:
- Gangguan jantung dan pembuluh darah.
- Kerusakan hati, termasuk risiko tumor atau kanker.
- Ketidakseimbangan hormon dan gangguan kesuburan.
- Masalah mental seperti depresi, paranoia, dan agresi.
- Kerusakan ginjal akibat proses metabolisme zat berbahaya.
- Risiko kematian mendadak karena tekanan berat pada organ tubuh.
Selain konsekuensi medis, atlet yang ketahuan menggunakan doping biasanya akan dikenakan sanksi berat seperti diskualifikasi, larangan bertanding, hingga pencabutan gelar.
BACA JUGA:Sering Sendawa dan Kentut: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya dengan Lengkap
Mengapa Doping Sangat Berbahaya?
Tubuh manusia memiliki batas kemampuan dan ritme pemulihan alami. Doping memaksa tubuh bekerja di luar kapasitas tersebut.
Zat-zat doping sering menyebabkan organ tubuh bekerja terlalu keras, sehingga memicu kerusakan permanen.