Tari Topeng Malang: Warisan Seni Majapahit yang Tetap Hidup hingga Kini

Kamis 06-11-2025,15:59 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan

Hayam Wuruk dikenal sebagai seorang penari, sementara ayahandanya gemar menari dan ibundanya menjadi sinden atau penyanyi pengiring.

Di masa itulah tari topeng berkembang pesat dan menjadi hiburan istana. 

Pertunjukan ini kerap digelar dalam upacara kerajaan, pesta rakyat, maupun perayaan penting. 

Dari istana, seni topeng kemudian menyebar ke masyarakat luas dan diwariskan secara turun-temurun, terutama di daerah-daerah sekitar Malang, Kediri, dan Mojokerto yang dulunya merupakan wilayah kekuasaan Majapahit.

BACA JUGA:Sumur Jobong, Peninggalan Majapahit yang Masih Terjaga di Surabaya

Makna dan Filosofi di Balik Topeng

Setiap topeng dalam pertunjukan memiliki makna tersendiri. Topeng-topeng itu tidak sekadar penutup wajah, tetapi simbol kepribadian, watak, dan pesan moral. Dalam tari topeng Malang, terdapat lebih dari 70 karakter yang terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu tokoh protagonis (baik), antagonis (jahat), dan tokoh binatang.

Tokoh protagonis biasanya digambarkan dengan wajah lembut dan berwarna cerah seperti putih atau kuning muda, melambangkan kebaikan dan kebijaksanaan. 

Sebaliknya, tokoh antagonis memiliki warna mencolok seperti merah atau hitam, dengan raut wajah garang yang menandakan amarah dan kekuasaan. Adapun tokoh binatang menjadi simbol penghubung antara manusia dan alam, menggambarkan keharmonisan yang dijaga oleh masyarakat Jawa sejak dahulu kala.

BACA JUGA:Budaya Majapahit yang Masih Hidup Hingga Kini

Cerita dan Lakon dalam Pertunjukan

Lakon atau cerita yang diangkat dalam tari topeng Malang umumnya berasal dari kisah epos Panji, yaitu cerita kepahlawanan dan percintaan yang populer sejak masa Kediri dan Majapahit. Beberapa lakon terkenal di antaranya adalah Rabine Panji, Saimboro, Sandolanan, dan Kiwi Suci Mukso.

Dalam setiap pertunjukan, gerak tubuh, musik gamelan, dan ekspresi wajah menjadi satu kesatuan yang membentuk kisah penuh makna. 

Setiap karakter menari dengan gaya dan ritme yang berbeda untuk menggambarkan suasana hati dan emosi tokohnya. Keindahan tari topeng Malang terletak pada perpaduan antara teknik tari yang halus dan makna filosofis yang mendalam.

BACA JUGA:Kitab Sutasoma Karya Mpu Tantular: Warisan Luhur dari Masa Keemasan Majapahit

Ritual dan Nilai Spiritual

Kategori :