Pilihan penginapan di Loksado cukup beragam, mulai dari homestay sederhana di tepi sungai hingga penginapan dengan fasilitas kamar privat.
Homestay menjadi pilihan menarik karena memberi kesempatan berinteraksi langsung dengan warga lokal.
Operator rafting menyediakan perlengkapan keselamatan seperti pelampung, helm, serta dry bag untuk barang bawaan.
BACA JUGA:Malioboro, Ikon Abadi Yogyakarta yang Menyatukan Sejarah
Estimasi biaya perjalanan dua hari satu malam berkisar Rp800 ribu hingga Rp1,3 juta per orang, mencakup transportasi, rafting, tiket masuk objek wisata, penginapan, dan konsumsi. Biaya dapat ditekan dengan berbagi kendaraan dan memilih makan di warung lokal.
Selain panorama alam, Loksado juga menawarkan kuliner khas Hulu Sungai Selatan. Ketupat Kandangan menjadi hidangan utama yang wajib dicicipi.
Perpaduan ketupat dengan kuah santan ringan dan ikan asap memberikan rasa gurih yang khas. Soto Banjar dan mi habang juga mudah ditemukan, begitu pula jajanan pasar khas Banjar seperti bingka dan amparan tatak.
Untuk oleh-oleh, wisatawan dapat membeli madu hutan, kopi lokal, atau kerajinan tangan masyarakat desa.
BACA JUGA:Tebing Breksi, Pesona Alam dari Tanah Sleman Yogyakarta
Selama beraktivitas di Loksado, wisatawan dianjurkan mematuhi aturan keselamatan. Saat rafting, wajib mengenakan pelampung dan mengikuti instruksi pemandu.
Di jalur trekking, berhati-hati karena bebatuan licin, serta tidak melompat ke kolam tanpa mengecek kedalaman.
Etika lingkungan juga penting: tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan botol isi ulang, serta tidak merusak vegetasi atau memindahkan batu sungai untuk keperluan foto.
Dengan menjaga alam dan budaya setempat, pengalaman berwisata pun menjadi lebih bermakna.
BACA JUGA:Batu Karas, Surga Tersembunyi di Selatan Pangandaran Jawa Barat
Loksado adalah destinasi yang memadukan arus petualangan dengan ketenangan budaya.
Sungai Amandit yang deras, hutan Meratus yang asri, dan keramahan masyarakat Dayak Meratus menjadikan kawasan ini lebih dari sekadar tempat wisata.