Jika dilihat dari udara, formasi pulau memang menyerupai sosok naga yang terbentang di permukaan danau.
Danau Sentani menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan di Papua.
Kombinasi panorama alam, keunikan ekosistem, serta kekayaan budaya menjadikan kawasan ini berbeda dari destinasi lain di Indonesia.
BACA JUGA:Resep Sambal Goreng Krecek Kuah Santan Khas Jogja, Pedas Gurih yang Bikin Ketagihan
Bahkan, keberadaan hiu air tawar dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata edukasi yang melibatkan penelitian ilmiah dan konservasi.
Meski demikian, ancaman terhadap kelestarian danau juga semakin nyata. Masuknya spesies asing, pencemaran limbah rumah tangga, serta aktivitas manusia di sekitar kawasan danau berpotensi merusak ekosistem.
Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku wisata menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Upaya menjaga kelestarian bukan hanya untuk mempertahankan daya tarik wisata, tetapi juga untuk memastikan keberlangsungan hidup masyarakat yang menggantungkan penghidupan dari danau.
BACA JUGA:Cara Merawat Speaker Bluetooth Agar Awet dan Tidak Cepat Rusak
Tanpa langkah pengelolaan yang serius, kekayaan alam dan budaya Danau Sentani bisa terancam hilang.
Danau Sentani adalah contoh nyata bagaimana alam, budaya, dan legenda berpadu dalam satu ruang.
Keindahan yang ditawarkan bukan hanya pada pemandangannya, tetapi juga pada kisah yang hidup di baliknya.
Kehadiran hiu di air tawar, mitos Walobho, hingga legenda naga memberikan warna tersendiri yang membuat danau ini begitu istimewa.
BACA JUGA:Perbandingan Plafon Pinjaman KUR BRI dan Kredit Komersial untuk Pelaku Usaha Kecil
Dengan pengelolaan yang tepat, Danau Sentani berpotensi menjadi destinasi yang tidak hanya membanggakan Papua, tetapi juga Indonesia di kancah internasional.
Ke depan, tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara eksploitasi wisata dan pelestarian alam agar danau ini tetap menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.(*)