Menapak Keheningan Sungai Maron di Pacitan
Sungai Maron - Foto instagram @caturmukha--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pesona alam Pacitan kembali mencuri perhatian para pelancong yang mencari suasana tenang dan pemandangan alami yang masih terjaga.
Di antara deretan wisata pantai yang kerap menjadi ikon daerah ini, terdapat sebuah destinasi sungai yang menawarkan pengalaman berbeda, yakni Sungai Maron.
Aliran sungai yang membelah kawasan Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku, ini menghadirkan perpaduan hamparan air jernih dan vegetasi hijau yang tumbuh subur di sepanjang tepian, menciptakan panorama yang kian memikat seiring meningkatnya kunjungan wisatawan.
Bagi sebagian pengunjung, pemandangan hijau yang mengiringi perjalanan menyusuri sungai ini mengingatkan pada lembah-lembah tropis yang lebat.
BACA JUGA:Tiga Permata Pesisir Selok Malang
Tidak mengherankan jika Sungai Maron kerap dijuluki sebagai “Green Canyon Pacitan”, bahkan ada pula yang menyebutnya “Amazon ala Jawa Timur” karena atmosfernya yang menyerupai sungai di hutan belantara.
Julukan tersebut bukan sekadar hiperbola, sebab sepanjang perjalanan, wisatawan dapat melihat barisan pohon kelapa dan berbagai tumbuhan liar yang tumbuh rapat di kedua sisi sungai, menciptakan koridor alami yang tampak begitu eksotis.
Saat matahari menembus celah daun yang rimbun, cahaya itu jatuh ke permukaan air lalu memantulkan warna hijau pekat yang menjadi ciri khas Sungai Maron.
Warna ini bukan berasal dari lumut atau kotoran, melainkan efek visual dari kemurnian air yang memantulkan vegetasi di sekitarnya. Situasi tersebut menambah kesan tenang dan sejuk, membuat pengunjung seakan masuk ke ruang alam yang jauh dari hiruk pikuk kawasan perkotaan.
BACA JUGA:Pantai Pacar Tulungagung, Sebuah Pelarian Sunyi di Kaki Perbukitan Selatan
Walaupun keindahannya tidak diragukan lagi, akses menuju Sungai Maron perlu ditempuh dengan perjalanan yang cukup panjang.
Dari pusat Kota Pacitan, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 40 kilometer dengan waktu perjalanan kurang lebih satu jam melalui jalur darat.
Sementara itu, bagi yang datang dari arah Solo, rute perjalanan cenderung lebih panjang, sekitar 100 kilometer, yang biasanya memakan waktu tiga jam perjalanan.
Meski begitu, rasa lelah di perjalanan segera terbayar saat melihat pemandangan alami yang menyambut dengan damai.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




