MEDIALAMPUNG.CO.ID – Di balik semak dan kabut pagi yang menyelimuti tanjakan Penataran–Sukarame, ada suara parau dari roda-roda tua yang terus memaksa maju meski tanah menolak.
Itu bukan sekadar jalan rusak—itu luka yang sudah terlalu lama dibiarkan menganga.
Masyarakat Pekon Sukarame, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, memutuskan untuk tak lagi tunduk pada waktu yang abai.
Setelah bertahun-tahun menunggu janji dan harapan dari pemerintah yang hanya mampir lewat baliho dan pidato, kini warga memutar haluan: mereka perbaiki sendiri jalan itu, dari hasil keringat mereka sendiri.
BACA JUGA:Truk Kerap Terjebak di Tanjakan Sukarame Akibat Jalan Rusak Parah
Tanjakan di ruas lintas Penataran–Sukarame bukan sekadar jalur menanjak biasa.
Ia adalah urat nadi kehidupan, penghubung utama antara kebun kopi, sekolah, puskesmas, dan rumah-rumah harapan.
Namun aspalnya telah mengelupas seperti kenangan lama yang tak diurus, dan lubangnya menganga bagai jebakan yang menunggu korban.
“Setiap hari kami lewat sini bawa hasil kebun. Kalau musim hujan, jalan jadi licin dan rawan kecelakaan,” kata Ahmad, seorang pemuda setempat yang kini memegang sekop seperti memegang panji perjuangan.
BACA JUGA:Beberapa Jenis Mobil Diesel yang Dijadikan Kendaraan Niaga Paling Andal
Dengan semangat gotong royong, warga mengumpulkan dana sukarela.
Batu, pasir, dan semen dibeli bukan dari anggaran negara, melainkan dari dompet kecil rakyat yang muak menunggu.
Pelajar, pemuda, tokoh masyarakat—semua turun tangan.
Apa yang tak bisa mereka beli dengan janji, kini mereka bangun dengan tekad.
BACA JUGA:BMW F 750 GS: Motor Adventure Tangguh dengan Kenyamanan Premium