
Mereka mengenakan busana adat khas Sumatera Selatan, terutama kain songket yang merupakan simbol kemewahan dan keagungan.
Desain kostumnya telah dimodifikasi agar lebih cocok dengan tuntutan panggung modern, namun tetap mempertahankan kesan tradisional yang kuat.
Ciri khas utama tarian ini terletak pada gerakannya yang energik dan ekspresif. Penari menonjolkan kekuatan kaki dan tangan dalam setiap gerakan, menggambarkan keberanian dan semangat tokoh pemuda dalam cerita.
Tarian ini juga menampilkan berbagai formasi, termasuk formasi pasangan yang mencerminkan kebersamaan, keharmonisan, dan kegembiraan masyarakat setelah terbentuknya Danau Ranau.
BACA JUGA:Tari Boboko Mangkup: Simbol Ketahanan Pangan dalam Balutan Gerak Seni Sunda
Setiap bagian dari tarian memiliki narasi tersendiri, mulai dari suasana penderitaan masyarakat, munculnya tokoh penolong, perjuangan menghadapi burung garuda, hingga akhir bahagia dengan terciptanya danau.
Unsur dramatik disusun secara terstruktur agar penonton bisa mengikuti alur cerita melalui simbol-simbol gerak yang disampaikan para penari.
Selain kekuatan visual dari gerakan, iringan musik memainkan peran penting dalam membangun suasana pertunjukan.
Musik pengiring terdiri dari alat musik pukul tradisional seperti gendang, yang memberikan ritme dinamis dan menghentak.
BACA JUGA:Legenda Aji Saka: Asal-Usul Aksara Jawa dan Makna Kesetiaan
Suara akordeon turut memperkuat kesan khas Melayu yang memang lekat dengan budaya Sumatera Selatan. Kombinasi alat musik tersebut memberikan kedalaman emosional pada setiap adegan tari.
Ritme cepat digunakan saat menggambarkan perjuangan atau ketegangan, sedangkan irama lembut muncul di bagian akhir yang menggambarkan kedamaian dan rasa syukur masyarakat atas terbentuknya danau.
Tari Legenda Danau Ranau bukan hanya sarana hiburan semata. Tarian ini memiliki fungsi ganda sebagai media pelestarian budaya dan promosi potensi daerah.
Melalui pementasan ini, generasi muda dikenalkan pada kisah-kisah lokal yang sarat nilai, sekaligus termotivasi untuk menjaga dan melestarikan identitas budaya mereka.
BACA JUGA:Wayang Kulit: Seni Tradisional Indonesia yang Mendunia
Dalam konteks promosi daerah, tarian ini juga digunakan untuk memperkenalkan keindahan alam Danau Ranau kepada masyarakat luas, termasuk wisatawan.