Sekapur Sirih: Tarian Tradisional dari Aceh Tamiang

Tari Sekapur Sirih bukan sekadar tarian penyambutan. Ia merupakan simbol identitas, penghargaan, dan perwujudan nilai-nilai luhur dalam masyarakat Melayu Aceh Tamiang. - Foto: Instagram@sanggartarianeukpulo3--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Aceh Tamiang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang dikenal dengan kekayaan budaya berakar kuat pada tradisi Melayu.
Di antara berbagai warisan budayanya, terdapat sebuah tarian khas yang hingga kini tetap dilestarikan dan menjadi kebanggaan masyarakat, yakni Tari Sekapur Sirih.
Tarian ini bukan hanya bentuk hiburan semata, tetapi juga sarat makna dan filosofi sebagai wujud penghormatan kepada tamu.
Tari Sekapur Sirih berasal dari kebiasaan masyarakat Melayu yang menyambut tamu dengan sirih sebagai tanda penerimaan dan penghormatan.
BACA JUGA:7 Hasil Kerajinan Seni Kriya Aceh
Dari tradisi inilah kemudian lahir sebuah pertunjukan seni yang menggambarkan keramahan dan keikhlasan dalam menyambut orang yang datang.
Dalam sejarahnya, tarian ini kerap ditampilkan dalam acara kerajaan, khususnya saat menerima tamu penting dari luar wilayah.
Kini, tarian tersebut tetap digunakan dalam berbagai acara resmi, termasuk upacara adat, penyambutan tamu pemerintah, hingga acara pernikahan adat.
Tarian ini tidak hanya menjadi bentuk seni, tetapi juga simbol identitas budaya masyarakat Aceh Tamiang.
BACA JUGA:Rumah Adat Aceh: Struktur, Makna, dan Keunikan Budaya
Tari Sekapur Sirih biasanya dibawakan oleh penari wanita dalam jumlah ganjil, misalnya tiga, lima, atau tujuh orang.
Mereka mengenakan pakaian tradisional dengan dominasi warna kuning yang melambangkan kemuliaan dan kehangatan.
Properti yang digunakan berupa sirih yang diletakkan dalam wadah khusus, sebagai elemen utama tarian.
Gerakan yang ditampilkan dalam tarian ini lembut, tertata, dan penuh kesopanan. Dalam pertunjukan, sirih tersebut akan diserahkan kepada tamu sebagai simbol penghormatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: