Legenda Pengorbanan Seorang Ibu dari Tanah Gayo, Atu Belah Atu Bertangkup

Minggu 22-06-2025,17:19 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan
Legenda Pengorbanan Seorang Ibu dari Tanah Gayo, Atu Belah Atu Bertangkup

Anak sulung pergi dengan tergesa serta membuka pintu lumbung akan tetapi ia lupa menutupnya kembali. 

Saat menangkap belalang, hewan-hewan itu beterbangan ke luar dan lepas dari simpanan mereka. Ia pun kembali ke rumah sambil menangis dan mengakui kesalahannya kepada sang ibu. 

Meski panik, sang ibu tidak marah. Ia mencoba menenangkan anaknya dan memasak belalang yang masih sempat ditangkap.

Tak lama kemudian, sang ayah pulang dengan wajah letih. Ia tidak berhasil mendapatkan hasil buruan. 

BACA JUGA:Lambang Ketangguhan Perempuan Lahat Lintasan Sejarah adalah Tari Gegerit

Saat mengetahui bahwa seluruh simpanan belalang hilang, amarahnya meledak. Tanpa berpikir panjang, ia menyalahkan istrinya dan mengusirnya dari rumah.

Dengan hati hancur dan air mata yang tak terbendung, sang ibu pergi dari rumah, meninggalkan anak-anaknya. 

Ia hanya berpesan kepada anak sulung agar menjaga adiknya dengan baik. Dalam keputusasaan, sang ibu berjalan jauh ke dalam hutan. 

Di sana, ia menemukan sebuah batu besar yang konon memiliki kekuatan magis—batu itu dikenal sebagai Atu Belah, batu yang bisa menelan manusia yang patah hati dan kehilangan harapan.

BACA JUGA:Siput Ekor Kera: Sanggul Tradisional Riau yang Sarat Makna

Sambil menangis, sang ibu melantunkan sebuah mantra dalam bahasa Gayo. Perlahan, batu tersebut terbelah dan menarik tubuh sang ibu masuk ke dalamnya. 

Ia pun hilang, ditelan batu yang diyakini hanya terbuka oleh keikhlasan hati seseorang yang sangat menderita.

Tanpa sepengetahuan sang ibu, kedua anaknya mengikuti dari belakang. Mereka menyaksikan langsung peristiwa memilukan itu. 

Si sulung menangis keras, menyesali kecerobohannya yang telah membuat ibunya pergi untuk selamanya. 

BACA JUGA:Rencong: Senjata Tradisional Aceh yang Sarat Makna

Ia sempat melihat tujuh helai rambut ibunya tertinggal di dekat batu. Rambut itu kemudian mereka simpan sebagai kenang-kenangan dan dijadikan jimat.

Kategori :