
Satu fasilitas mampu memenuhi kebutuhan 2.000 hektare lahan, sehingga pelatihan masif di 2.000 desa diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi.
BACA JUGA:Harga Baterai EV Anjlok, Mobil Listrik Kian Terjangkau
BACA JUGA:Intip Teknologi Canggih SUV Honda dan Hyundai 2025
Gubernur menargetkan pengadaan 900 combine harvester, 500 dryer, 300 rice milling unit, dan ratusan silo dalam dua hingga tiga tahun ke depan untuk membangun ekosistem pertanian terintegrasi menuju industrialisasi.
Karena keterbatasan APBD, ia mendorong perbankan menyiapkan skema pinjaman alat pertanian bagi petani, BUMDes, koperasi, dan pelaku usaha muda desa.
“Mulai hari ini, Lampung akan tumbuh dari desa-desa, bukan dari kota. Kota akan bergantung pada desa, bukan sebaliknya,” tegas Gubernur.
Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemda, BUMN/BUMD, dunia usaha, perguruan tinggi, dan masyarakat desa untuk bersinergi membangun ekonomi pedesaan melalui Desaku Maju.
BACA JUGA:Cara Cek Tagihan PDAM di Tokopedia dan Bayar Sekaligus Pakai DANA
BACA JUGA:BYD Beri Diskon Hingga Rp 120 Juta, Industri Mobil Listrik China Bergejolak
“Pemprov tidak bisa berjalan sendiri. Mari kita integrasikan program ini dalam perencanaan pembangunan jangka menengah, termasuk dalam RPJMD kabupaten/kota,” pungkasnya.