Sastra Lisan Wayak: Warisan Tak Tertulis dari Lampung Barat

Kamis 08-05-2025,15:03 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan
Sastra Lisan Wayak: Warisan Tak Tertulis dari Lampung Barat

Tantangan di Tengah Zaman Modern

Kini, semakin sedikit masyarakat yang mampu menyampaikan Wayak secara fasih. Modernisasi, perubahan gaya hidup, dan berkurangnya aktivitas adat membuat sastra ini mulai terpinggirkan. 

Generasi muda cenderung lebih akrab dengan budaya populer dan kurang mengenal warisan budaya lokal seperti Wayak.

Banyak dari jenis Wayak sudah jarang terdengar, bahkan hampir punah. Ketiadaan dokumentasi dan minimnya perhatian terhadap pelestarian budaya lisan membuat keberadaan Wayak semakin terancam.

BACA JUGA:Mengenal Asal-Usul dan Keindahan Baju Adat Sumatera Selatan

Upaya Pelestarian

Agar Wayak tetap bertahan, perlu dilakukan berbagai langkah pelestarian. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan budaya seperti festival, lomba sastra lisan, dan pelatihan bagi anak muda.

Selain itu, Wayak bisa diangkat dalam kurikulum muatan lokal sekolah di wilayah Lampung Barat untuk meningkatkan kesadaran generasi muda.

Peran pemerintah daerah, lembaga budaya, dan tokoh adat sangat penting dalam upaya ini. Dokumentasi dalam bentuk video, audio, maupun tulisan juga diperlukan agar Wayak tidak hanya bergantung pada ingatan lisan.

BACA JUGA:Tari Halibambang Atau Kipas: Pesona Kupu-Kupu dari Pesisir Barat Lampung

Pelestarian tidak hanya menyangkut tradisinya, tapi juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Wayak mengajarkan tentang sopan santun, cinta tanah air, serta kearifan lokal yang dapat menjadi pegangan hidup di masa kini.

Wayak bukan hanya sastra lisan, melainkan jati diri masyarakat Lampung Barat. Melalui untaian kata dan nada yang khas, tradisi ini menjadi cerminan nilai, norma, dan kehidupan sosial masyarakat adat. Meskipun zaman terus berubah, Wayak tetap memiliki peran penting dalam menjaga warisan budaya.

Agar tidak lenyap, Wayak perlu terus dikenalkan, diajarkan, dan dikembangkan. Bukan sekadar nostalgia, tetapi sebagai bentuk nyata pelestarian budaya Indonesia yang kaya dan beragam. 

Dengan begitu, generasi masa depan masih bisa mendengar, memahami, dan bangga terhadap tradisi luhur ini.(*)

Kategori :