
Azrul Ananda, pendiri dan CEO DBL Indonesia, menegaskan bahwa seleksi All-Star selalu berpatokan pada filosofi konsistensi dan kerja sama tim.
“Pemain terbaik belum tentu menjadi anggota tim terbaik. Yang dicari adalah pemain yang bisa jadi rekan setim terbaik, bukan hanya jago secara individu,” ujarnya.
Filosofi ini turut membentuk karakter dan semangat kebersamaan dalam skuad.
BACA JUGA:Teknologi Hybrid di Dunia Motor: Gimmick atau Masa Depan?
Jalur Masuk yang Semakin Beragam
Para peserta yang terpilih berasal dari beragam jalur seleksi.
Selain dari kompetisi DBL di 31 kota dan 23 provinsi, ada pula yang datang dari Road to DBL Camp dan DBL Play Road to Kopi Good Day DBL Camp 2025.
Seperti halnya Kayla Rara Imani (SMAN 70 Jakarta) dan Refka Raksha Ramadhan (SMAN Ragunan Jakarta), yang berhasil membuktikan kualitas meski berasal dari jalur non-kompetisi utama.
BACA JUGA:Rekomendasi Jam Tangan Apple dengan Harga Terjangkau
Pelatihan Berskala Internasional
Selama seminggu, para campers dilatih langsung oleh tim pelatih dari World Basketball Academy (WBA) Australia, termasuk legenda basket Andrew Vlahov.
Turut hadir pula pelatih nasional Fandi Andika Ramadhani dan sejumlah pelatih lokal yang memiliki pengalaman profesional, seperti Arif Hidayat dan Wijaya Saputra.
BACA JUGA:Strategi Tumbuh Berkelanjutan BRI: Fokus pada Fundamental Kinerja dan Digitalisasi
Nama-Nama Baru yang Bersinar
Tahun ini menjadi momen pertama bagi banyak pemain untuk mencicipi atmosfer All-Star.
Di antaranya Kenneth Leebron Huang dan Ryansen Bastian Gunawan dari SMA Bukit Sion Jakarta, serta Jeremy Abner Aritonang dari UPH College Tangerang.