Baju Adat Lampung: Mengenal Keunikan Saibatin dan Pepadun

Senin 05-05-2025,17:03 WIB
Reporter : Romdani
Editor : Budi Setiawan
Baju Adat Lampung: Mengenal Keunikan Saibatin dan Pepadun

*  Buah manggus, simbol kebersamaan yang biasa dipegang oleh kedua mempelai saat pernikahan.

*  Bulan temenggal, kalung berbentuk bulan sabit yang menjadi lambang ketenangan dan kedamaian.

*  Pending dan bulu serati, ikat pinggang berwarna merah yang dikenakan sebagai simbol ikatan suci.

BACA JUGA:Mengenal Asal-Usul dan Keindahan Baju Adat Sumatera Selatan

*  Keris, senjata tradisional yang diselipkan di pinggang pria sebagai tanda keberanian dan kewibawaan.

*  Gelang kano, gelang yang dipakai di tangan kanan dan dipercaya memperkuat ikatan dalam keluarga.

*  Rambai ringgit, hiasan berbentuk uang logam yang menggantung di pakaian wanita sebagai simbol rezeki dan kemakmuran.

*  Siger dan serajo bulan, mahkota yang dipakai wanita sebagai simbol kecantikan dan status sosial.

Keseluruhan tampilan mencerminkan nilai-nilai luhur seperti kerja sama, tanggung jawab, dan kehormatan dalam kehidupan bermasyarakat.

BACA JUGA:Aksi Peduli Petani Singkong di Depan DPRD Lampung Ricuh

Makna Filosofis dan Kultural

Baju adat Lampung tidak hanya berfungsi sebagai pakaian upacara atau perayaan adat, tetapi juga sebagai simbol identitas dan nilai-nilai kehidupan masyarakat. 

Perbedaan antara Saibatin dan Pepadun justru menjadi bukti kekayaan budaya yang hidup berdampingan dalam satu wilayah.

Setiap elemen yang dikenakan mengandung pesan moral yang dalam, seperti pentingnya menjaga martabat, keharmonisan keluarga, serta rasa hormat terhadap leluhur dan adat istiadat.

Pakaian adat Saibatin dan Pepadun mencerminkan keberagaman serta kearifan lokal masyarakat Lampung. Kedua jenis pakaian ini menjadi warisan budaya yang perlu dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda. Melalui pelestarian pakaian adat, kita dapat menjaga jati diri dan memperkuat kebanggaan terhadap budaya lokal atau daerah.(*)

Kategori :