Ragam Nasi Campur dari Sabang sampai Merauke
Yang membuat nasi campur istimewa adalah kemampuannya beradaptasi. Di setiap daerah, ia punya versi khas dengan karakter rasa dan lauk yang berbeda:
• Jawa: Nasi campur atau nasi rames di Jawa sering disajikan dengan mie goreng, orek tempe, telur balado, sambal goreng ati, dan kerupuk. Versi Jawa Tengah dan Yogyakarta lebih manis karena pengaruh gula merah dan kecap.
• Bali: Nasi campur Bali menonjolkan cita rasa pedas dan kuat dengan tambahan lauk seperti ayam betutu, lawar (campuran sayur dan kelapa parut berbumbu), sambal matah, serta sate lilit.
• Sumatera: Di Padang, nasi campur bisa berarti nasi Padang — di mana nasi disajikan dengan beragam lauk seperti rendang, gulai ayam, sambal ijo, dan daun singkong.
• Kalimantan & Sulawesi: Wilayah ini menyajikan nasi campur dengan hidangan khas lokal seperti ikan bakar, sayur asam banjar, hingga sambal dabu-dabu.
• Tionghoa-Indonesia: Nasi campur ala Tionghoa menyertakan lauk seperti char siu (babi panggang merah), siu yuk (perut babi panggang), telur teh, serta sayuran rebus.
BACA JUGA:Gadis 11 Tahun Temukan Fosil Reptil Laut Raksasa Tertua di Inggris
Dari Dapur Rakyat Hingga Restoran Luar Negeri
Nasi campur tidak hanya hidup di warung pinggir jalan. Kini, banyak restoran modern bahkan internasional mengangkat nasi campur sebagai menu utama.
Ini terbukti dari keberadaannya di berbagai negara, terutama di Belanda — warisan dari masa kolonial — di mana nasi campur atau nasi rames menjadi salah satu menu favorit di restoran Indonesia.
Cerita menarik juga datang dari Surabaya saat masa pendudukan Jepang. Seorang wanita keturunan Indo bernama Truus Van der Capellen bersama rekannya, Mazim Mahendra, membuat nasi rames untuk dapur umum.
Setelah perang berakhir, resep ini mereka bawa ke Belanda, dan menjadi representasi cita rasa Indonesia di tanah Eropa.
BACA JUGA:Polisi Tangkap Komplotan Pencuri Bermodus Ganjal ATM di Bandar Lampung
Lebih dari Sekadar Makanan
Nasi campur bukan hanya hidangan yang mengenyangkan.