“RMU tidak perlu memaksa produksi beras. Kalau bisa beli gabah Rp6.500, silakan. Kalau tidak, kerja sama saja,” sarannya.
BACA JUGA:vivo V50 Lite Resmi Hadir di Indonesia: Smartphone Tipis, Kuat, dan Penuh Inovasi
BACA JUGA:Evolusi Jam Tangan: Dari Alat Penunjuk Waktu hingga Aksesori Gaya Hidup
Ia juga mendorong pemerintah memberikan akses kredit lunak bagi RMU agar bisa meningkatkan teknologi dan rendemen hingga 72–75 persen.
“Kalau ini dilakukan, petani bisa menikmati harga yang layak, pengusaha tidak rugi, dan pasar tetap stabil,” ujarnya.
Wherlian berharap kebijakan soal harga gabah tidak berhenti di level makro, tetapi juga disertai langkah-langkah teknis dan strategis agar petani tetap menjadi pihak yang paling diuntungkan.