Sementara itu, Masrur, Direktur Pondok Pesantren IMBOS, membantah tudingan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa tim medis sekolah yang terdiri dari empat orang segera memberikan penanganan begitu gejala pertama muncul.
Namun, ia mengakui bahwa jumlah korban terus bertambah hingga Minggu pagi, sehingga beberapa siswa harus dirujuk ke fasilitas kesehatan.