Survei BRI: Ekspansi Bisnis UMKM di Indonesia Melambat

Selasa 05-11-2024,14:30 WIB
Reporter : Budi Setiawan

Di sisi lain, komponen indeks seperti pemesanan dan persediaan barang input tetap berada di atas 100, meskipun mengalami kenaikan yang lebih lambat dibandingkan Q2-2024. 

Hal ini dipicu oleh prospek bisnis yang tidak seoptimis sebelumnya serta kenaikan harga input yang membatasi dana investasi.

Sektor pertanian menjadi salah satu yang terkena dampak paling signifikan, dengan adanya penurunan aktivitas akibat musim kemarau dan normalisasi setelah panen raya pada Q2-2024. 

Sektor perhotelan dan restoran juga mencatat kontraksi yang cukup dalam setelah HBKN dan libur sekolah berakhir. 

Permintaan terhadap jasa akomodasi menurun signifikan, menyebabkan penurunan indeks di sektor ini.

Di sisi lain, beberapa sektor tetap mengalami ekspansi. 

Sektor pertambangan, misalnya, masih tumbuh seiring dengan kondisi musim kemarau yang mendukung penambangan pasir untuk konstruksi. 

Sektor konstruksi sendiri mencatat indeks tertinggi, mencapai 116,3, didorong oleh meningkatnya aktivitas proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun.

Walaupun ekspansi melambat, pelaku usaha UMKM menunjukkan optimisme untuk Triwulan IV-2024, tercermin dari Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM sebesar 122,3. 

Namun, tingkat ekspektasi ini lebih rendah dibandingkan Q2-2024. 

Hal ini menandakan bahwa pelaku UMKM mulai bersikap lebih realistis menghadapi kondisi pasar, terutama dengan adanya berbagai tantangan seperti melemahnya daya beli masyarakat, persaingan yang semakin ketat, dan awal musim tanam.

BRI juga mencatat bahwa penurunan sentimen bisnis UMKM tidak hanya tercermin dalam indeks ekspektasi, tetapi juga dalam Indeks Sentimen Bisnis UMKM Q3-2024 yang menurun menjadi 115,1. 

Indeks Situasi Sekarang (ISS) bahkan turun hingga di bawah 100, menjadi 94,1, menunjukkan bahwa pelaku usaha melihat kondisi bisnis saat ini sebagai tantangan yang cukup berat.

Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) juga mencatat penurunan pada Q3-2024, turun sebesar 4,6 poin menjadi 125,9. 

Penilaian ini menunjukkan bahwa pelaku usaha UMKM merasa pemerintah belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi sektor ini, terutama dalam hal stabilisasi harga barang input yang menjadi beban usaha. 

Supari menegaskan bahwa penurunan indeks kepercayaan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya harga barang input yang dirasakan cukup membebani pelaku UMKM. 

Kategori :