Survei BRI: Ekspansi Bisnis UMKM di Indonesia Melambat

Selasa 05-11-2024,14:30 WIB
Reporter : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali merilis Indeks Bisnis UMKM untuk Triwulan III 2024, mengungkap data yang menggambarkan dinamika sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. 

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BRI Research Institute, perkembangan bisnis UMKM pada periode ini mengalami perlambatan. 

Meskipun indeks berada pada angka 102,6, yang berarti sektor UMKM masih ekspansif, angkanya menurun dari kuartal sebelumnya yang mencapai 109,9.

Perlambatan ini menjadi indikator penting bagi perekonomian nasional karena sektor UMKM menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. 

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menjelaskan bahwa berbagai faktor turut mempengaruhi hasil indeks pada Q3-2024. 

“Hal ini ditopang oleh aktivitas masyarakat yang kembali normal pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Idul Fitri, Waisak dan Idul Adha, ditambah libur sekolah, adanya peningkatan panen komoditas perkebunan, serta banyaknya aktivitas proyek dan acara jelang pilkada,” kata Supari.

Namun, dibandingkan Q2-2024, ekspansi yang terjadi cenderung melambat. 

Beberapa faktor utama seperti penurunan daya beli masyarakat, harga barang input yang meningkat, persaingan yang semakin ketat, dan normalisasi produksi setelah panen raya turut menjadi pemicu penurunan ini. 

Secara keseluruhan, perlambatan tersebut mempengaruhi banyak sektor ekonomi, termasuk sektor pertanian dan sektor jasa yang merasakan dampak penurunan ini.

Penting untuk memahami bahwa penurunan indeks ini bukan berarti sektor UMKM berhenti tumbuh. 

Indeks Bisnis UMKM yang berada di atas 100 mengindikasikan bahwa ekspansi masih berlangsung, meskipun dalam laju yang lebih lambat. 

Perlambatan ini mencerminkan dinamika yang terjadi di pasar pasca periode puncak konsumsi pada kuartal sebelumnya.

Penurunan daya beli masyarakat menjadi tantangan utama yang dihadapi UMKM, terutama karena harga barang input yang meningkat. 

Kondisi ini berdampak langsung pada volume produksi dan penjualan yang mengalami penurunan signifikan. 

Meskipun harga jual rata-rata naik, penurunan volume produksi menyebabkan nilai penjualan UMKM ikut menurun.

Kategori :