Uang yang terkumpul mencapai Rp 1,5 miliar, yang seharusnya digunakan untuk pengobatan Agus.
Namun, sekitar sebulan kemudian, tepatnya pada 12 Oktober 2024, kecurigaan mulai muncul ketika tidak ada transparansi terkait penggunaan dana donasi tersebut.
Netizen dan donatur mulai mempertanyakan mengapa uang tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk pengobatan.
Dugaan menyebut bahwa Agus menggunakan sebagian uang donasi untuk membayar utang dan membagikannya kepada keluarganya.
Hal ini pun memicu kekecewaan banyak pihak, termasuk donatur yang merasa dikhianati.
BACA JUGA:Wabah ‘Jam Koma’ Melanda Kalangan Gen Z
Petisi Kembalikan Uang Donatur
Pada 19 Oktober 2024, seorang pengguna platform Change.org bernama Rizky Pras memulai petisi yang mendesak Agus untuk mengembalikan uang donasi kepada donatur.
Dalam petisi tersebut, Rizky menyebutkan bahwa Agus telah lupa pada tujuan awalnya meminta bantuan, yaitu untuk menyembuhkan matanya.
Kekecewaan ini dirasakan oleh ribuan donatur lainnya, yang hingga saat ini, petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 40.000 orang.
Banyak netizen yang juga turut menulis komentar pada petisi, menyebut bahwa Agus menyalahgunakan donasi tersebut.
Mereka berharap uang tersebut dikembalikan atau setidaknya ada transparansi yang jelas terkait penggunaannya.
BACA JUGA:Aksinya Dikecam, Lidia Thorpe Tegas Menentang Penjajahan
Perseteruan dengan Pratiwi Noviyanthi
Menariknya, di tengah isu ini, Agus melalui pengacaranya Farhat Abbas, melaporkan Pratiwi Noviyanthi atas tuduhan pencemaran nama baik dan pemerasan.
Farhat Abbas menyatakan bahwa donasi yang dikumpulkan sepenuhnya adalah hak Agus, dan menolak anggapan bahwa Noviyanthi memiliki hak untuk mengelola dana tersebut melalui yayasannya.