MEDIALAMPUNG.CO.ID - Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas setelah Iran melancarkan serangan besar-besaran ke Israel.
Serangan ini mencakup penggunaan rudal balistik dan drone, menargetkan pangkalan militer serta infrastruktur energi strategis di Israel.
Israel merespons dengan serangan udara ke Iran, meningkatkan kekhawatiran terjadinya perang skala besar di kawasan Timur Tengah.
Serangan terjadi pada Selasa malam 1 Oktober 2024, ketika ledakan besar mengguncang Tel Aviv dan Haifa.
BACA JUGA:Inspektorat Lampung Utara Akan Bentuk Tim Gabungan, Tindak PNS yang Absen 2 Tahun
Sirine serangan udara pun berbunyi, membangunkan warga setempat.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa serangan tersebut merupakan kombinasi rudal balistik dan drone dari Iran, dengan sebagian rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome.
Namun, beberapa rudal berhasil mencapai target, mengakibatkan kerusakan signifikan pada fasilitas militer dan infrastruktur energi.
Laporan sementara menunjukkan adanya korban jiwa, namun jumlah pastinya belum dikonfirmasi.
BACA JUGA:Pj Gubernur Samsudin Tinjau Harga Kebutuhan Pokok dan Dialog dengan Pedagang di Pasar Gadingrejo
Pemerintah Israel segera mengumumkan status darurat nasional, mengimbau warganya untuk tetap berada di tempat perlindungan.
Insiden ini dianggap sebagai eskalasi besar dalam konflik berkepanjangan antara kedua negara.
Dunia internasional segera merespons. Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, mengutuk keras serangan Iran dan menyatakan dukungannya terhadap Israel.
Presiden AS mengadakan pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan Nasional guna membahas respons selanjutnya, termasuk kemungkinan pengiriman bantuan militer.
BACA JUGA:Ketua Fraksi PDI-P Soroti Kekerasan Perempuan dan Anak, Desak Aparat Hukum Ambil Langkah Tegas