Kemendagri Minta Pemerintah Daerah Lebih Memperhatikan Perkembangan Inflasi di Wilayah Masing-Masing

Rabu 02-10-2024,18:52 WIB
Reporter : Dedi Andrian
Editor : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, diwakili oleh Inspektur Provinsi Lampung Fredy, mengikuti Rapat Koordinasi (rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang berlangsung di Ruang Command Center, Lantai II, Dinas Kominfotik Provinsi Lampung pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Dalam rapat tersebut, Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, menginstruksikan pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan perkembangan inflasi di wilayah masing-masing.

"Kami meminta agar setiap daerah menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan cermat. Pastikan inflasi di daerah diawasi, dikoordinasikan, dan diatasi secara nyata di lapangan. Hasil yang kita capai harus dipertahankan," tegas Tomsi.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, dalam pemaparannya menegaskan bahwa BPS menjaga independensi dalam menghitung inflasi tanpa intervensi pihak manapun.

BACA JUGA:Polda Lampung Dukung Netralitas Aparatur untuk Pilkada Jurdil 2024

BACA JUGA:Rahasia Daun Sirsak: Dari Pengusir Hama Hingga Menjaga Jantung

"Kami bertanggung jawab atas hasil penghitungan inflasi, yang selalu berdasarkan metodologi berstandar internasional. Setiap tahap prosesnya mengacu pada pedoman yang telah distandarisasi secara global," kata Amalia.

Selain itu, Amalia juga menegaskan bahwa BPS menjamin kualitas data yang dipublikasikan.

"Kami memastikan bahwa setiap angka statistik yang kami sampaikan, termasuk inflasi, telah melalui proses pengawasan kualitas yang ketat," ungkapnya. 

Amalia juga melaporkan bahwa pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12%. "Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 1,84%, dan inflasi tahun kalender mencapai 0,74%," jelasnya.

BACA JUGA:15 Kepala Desa Lampung Utara Hadiri Apel Tiga Pilar di Bandar Lampung

BACA JUGA:Manfaat Daun Keji Beling: Menurunkan Gula Darah hingga Kolesterol

Deflasi terbesar, menurut Amalia, berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta transportasi. 

"Penurunan harga komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras menjadi faktor utama deflasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM non-subsidi yang mengikuti tren harga minyak internasional," jelasnya.

Amalia juga menambahkan bahwa 14 provinsi mengalami inflasi, sementara 24 provinsi lainnya mengalami deflasi pada bulan September. "Deflasi sebesar 0,12% ini adalah yang terdalam dalam lima tahun terakhir, didorong oleh penurunan harga komoditas bergejolak," tutupnya.

Kategori :