Sepertiga Anak Menderita Rabun Jauh, Melonjak Tajam Pasca Pandemi COVID-19

Jumat 27-09-2024,22:45 WIB
Reporter : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Miopia, atau rabun jauh, telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang semakin mendesak, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. 

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Ophthalmology, sekitar sepertiga dari populasi anak-anak dan remaja di dunia saat ini menderita miopia.

Jumlah kasusnya diproyeksikan meningkat drastis hingga lebih dari 740 juta pada tahun 2050. 

Data ini mencerminkan ancaman yang semakin besar terhadap kesehatan mata di berbagai belahan dunia, terutama di Asia Timur dan daerah perkotaan.

 

Peningkatan Prevalensi Miopia

Analisis yang dilakukan oleh para peneliti menggunakan data dari 276 studi yang melibatkan lebih dari 5 juta anak-anak dan remaja di 50 negara. 

Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam prevalensi miopia sejak tahun 1990. 

Pada periode 1990-2000, prevalensi mencapai 24%, meningkat menjadi 25% pada dekade 2001-2010, dan melonjak tajam menjadi 36% pada tahun 2020-2023. 

Dengan kata lain, saat ini sekitar 1 dari 3 anak dan remaja di dunia menderita miopia, dengan prevalensi tertinggi tercatat di Jepang, sedangkan yang terendah di Paraguay.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada remaja dibandingkan anak-anak, dengan puncak prevalensi mencapai 54% pada tahun 2020-2023. 

Meskipun demikian, peningkatan absolut di kalangan anak-anak juga hampir dua kali lipat dibandingkan remaja selama periode yang sama. 

Para peneliti juga mencatat bahwa prevalensi miopia lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi.

 

Faktor Penyebab Peningkatan Miopia

Kategori :