LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Para petani sayuran di Kabupaten Lampung Barat kini tengah dihadapkan dengan anjloknya harga sejumlah komoditas sayuran.
Akibatnya, para petani mengalami kerugian karena tidak dapat menutupi ongkos produksi.
Anjloknya harga sejumlah komoditas sayuran diantaranya untuk jenis sawi, biasanya harga normal berkisar Rp 4.000 per kilogram menjadi Rp700/kg.
Kemudian tomat dari harga 6000/kg kini hanya berkisar Rp2.000/kg dan seledri dari harga Rp15.000 turun menjadi Rp5.000/kg.
BACA JUGA:Panen Raya Kopi Diganggu Kawanan Gajah
Turunnya harga beli di tingkat petani itu sangat dikeluhkan oleh para petani hortikultura, seperti diungkapkan M. Husein salah satu petani di Pekon Tanjung Raya, Kecamatan Sukau.
"Hampir semua komoditas sayuran harganya anjlok. Kondisi ini terjadi sejak sepekan lalu. Banyak petani mengalami kerugian karena disamping harga anjlok, banyak hasil panen tidak laku dijual karena pasokan melimpah sehingga tidak terserap," ujar M Husein, Minggu 30 Juni 2024.
M Husein mengatakan, dirinya sendiri mengalami kerugian karena pada periode tanam kali ini ia menanam sawi di lahan seluas sekitar 3.500 Meter persegi, dengan estimasi total hasil panen sebanyak 6 hingga 7 Ton.
"Jelas merugi, karena saya tanam sawi di lahan sekitar 7 rantai, dengan total panen hasil panen mencapai 6 ton. Modal tanam bisa berkisar Rp 5 juta, jadi dengan harga jual Rp700/kg sudah pasti rugi, karena itu belum dihitung ongkos ojek dan karung. Jadi bersihnya cuma Rp350/kg sehingga sudah pasti tidak balik modal," keluhnya.
BACA JUGA:PC Muslimat Lampung Barat Usulkan Tiga Pekon Menjadi Kampung Aswaja
Menyikapi fenomena anjloknya harga sejumlah komoditas sayuran ini, para agen sayur di wilayah itu menilai hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah hasil produksi panen untuk komoditas yang sama.
"Kondisi ini akibat adanya panen serentak untuk komoditas sayuran yang sama, seperti sawi. Akibatnya pasokan melimpah, sementara permintaan pasar sedikit. Dan itu sudah jadi hukum pasar. Beda cerita kalau barangnya langka, sudah pasti harga naik,"ungkap Frenki salah satu agen sayur di wilayah tersebut.
Sehingga, untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan, pihaknya menyarankan agar petani dapat melakukan penjadwalan masa tanam, dengan tidak secara bersamaan menanam satu jenis sayuran yang sama.
"Kuncinya ada penjadwalan masa tanam, kalau semisal wilayah A rata-rata petani banyak menanam sawi, maka wilayah B harus menanam komoditas lain seperti tomat, cabai ataupun kol untuk menjaga keseimbangan pasokan agar tetap stabil," pungkasnya.*