LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Terkait dengan tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini, mulai memunculkan kekhawatiran pada masyarakat yang bermukim di Pemangku Simpang Dua, Pekon Mutar Alam, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lambar.
Kekhawatiran tersebut muncul lantaran di pemangku tersebut terjadi longsor sekitar tiga tahun lalu, dan telah menyeret beberapa rumah warga, sementara hingga saat ini belum ada tindakan konkrit dalam penanganannya.
Sedangkan di sisi lain lokasi longsor merupakan titik pembuangan air baik dari rumah warga maupun dari jalan nasional.
Artinya air yang tercurah di lokasi tersebut akan mengikis badan tebing dan pasti longsor terjadi.
Jefri Ardiansyah salah satu warga menyampaikan, pihaknya merasa prihatin akan kondisi yang terjadi karena jika terus dibiarkan lambat laun longsor terus bertambah dan tidak menutup kemungkinan mengancam rumah sekitaran dan lokasi pasar tradisional terutama yang sudah mendekati bibir longsoran.
Dirinya juga merasa kecewa, lantaran pengecekan lokasi telah beberapa kali dilakukan oleh pihak pemerintah. Dengan dalih akan diberikan perbaikan. Tapi kenyataannya sampai sekarang belum ada tindakan.
Bahkan kata di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar Tahun 2023 ini justru memprioritaskan pembangunan untuk dengan anggaran miliaran rupiah perehaban irigasi yang notabenenya bukan suatu hal yang urgen.
Karena itu pihaknya mendesak agar pemerintah melakukan upaya pencegahan agar apa yang dikhawatirkan tidak sampai terjadi.
BACA JUGA:Berhasil Dievakuasi, Arus Lalu Lintas di Jalinbar Bangkunat Kembali Lancar
Sebelumnya juga Peratin Mutar Alam Sutro Hamid, melalui aparat pekon Heri mempertanyakan terhadap rencana penanganan lokasi longsor tersebut oleh pemerintah. Karena memang disebutkan petugas saat meninjau. Jika pengecekan lokasi untuk pemetaan perbaikan.
"Untuk mencegah kerusakan bertambah parah kami mengharapkan apa yang telah direncanakan oleh pemerintah dapat direalisasikan, terlebih hujan yang terjadi pasca kemarau sehingga potensi longsor akan lebih besar karena retakan tanah," pintanya. *