MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di Kota Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, tampak sebuah tugu berdiri kokoh yang berada di dekat Monumen Patung Pahlawan Nasional.
Orang-orng menyebutnya Tugu Perjuangan. Sebagai tanda, bahwa sejarah kabupaten tersebut tidak lepas dari jasa para pahlawannya.
Para pahlawan ini bukan hanya berjuang melawan penjajahan, mereka juga turut membangun peradaban dan perekonomian di kawasan Lampung Selatan. Terlihat dari perkembangan Teluk Lampung yang saat ini sudah menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal mancanegara.
Jauh sebelum terbentuk menjadi kabupaten, Lampung Selatan ini merupakan kawasan pesisir di Provinsi Lampung.
BACA JUGA:Jenazah Perempuan Anonim yang Ditemukan di Negeri Ratu Dimakamkan, Ini Hasil Visumnya
Sesuai dengan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945, kekuasaan pada tiap daerah dikembalikan kepada pihak berwenang, yakni polisi dan pamong praja.
Setelah Undang-Undang 1945 keluar, menyusul Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 yang mengatur pokok-pokok pemerintahan daerah. Atas dasar undang-undang tersebut, pemerintah RI ini melahirkan Provinsi Sumatera Selatan.
Sebelum tahun 1945, Lampung Selatan ini dibagi berdasarkan kewedanan.
Ada empat kewedanan di Lampung Selatan, yaitu Kota Agung, Pringsewu, Teluk Betung, dan Kalianda. Pada tahun 1959, pemerintah Lampung Selatan juga membentuk sistem pemerintah negeri.
BACA JUGA:Sama-sama Untuk Lulusan SMA/SMK, Ini Perbedaan Persyaratan CPNS 2023 di Kemenkumham dan Kejagung
Dulu, Lampung Selatan memiliki 15 negeri, Negeri Cukuk Balak, Way Lima, Negeri Gedong Tataan, dan Negeri Gadingrejo.
Terdapat Negeri Pringsewu, yang dikenal dengan hutan bambunya.
Pada saat itu, pemimpin kewedanan disebut wedana. Kini, sebutannya menjadi kepala negeri yang dipilih oleh rakyat. Ketetapan ini berlaku tahun 1963—1970. di tahun 1970 kepala negeri diganti menjadi camat.
Saat baru terbentuk, ibu kota Lampung Selatan ini masih berada di luar kawasan administrasi, di Daerah Tingkat I.
BACA JUGA:Setelah Naik 12 Persen, Oktober Taspen Bayarkan Gaji Pensiunan PNS, Segini Besarannya