LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pemkab Lampung Barat, telah menerima laporan prihal ratusan hektare areal persawahan yang mengalami kekeringan akibat dampak fenomena el nino di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) yang berpotensi mengalami gagal panen (Puso).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Barat Padang Prio Utomo, SH., mengungkapkan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) serta pihak Kecamatan Suoh, untuk membahas perihal persawahan yang sudah ditanami masyarakat yang kini mengalami kekeringan tersebut.
BACA JUGA:Berikut Ini Daftar Kementerian yang Buka Lowongan CPNS bagi Lulusan SMA-SMK
Dari hasil koordinasi yang dilakukan, jelas Padang, untuk wilayah yang terdampak sangat signifikan di Kecamatan Suoh itu terjadi di lima pekon, yakni Pekon Ringinsari, Sumber Agung, Banding Agung, Roworejo dan Tugu Ratu.
"Kondisi areal persawahan di lima pekon tersebut saat ini sudah mulai kering bahkan sudah mulai pecah-pecah, sementara tanaman padi milik masyarakat sudah berumur sekitar dua bulan dan berpotensi mengalami gagal panen," ungkap Padang Prio Utomo.
BACA JUGA:Peningkatan Pendapatan Pengrajin Batik Lampung Melalui Digitalisasi Proses Bisnis
Menyikapi kekeringan tersebut, lanjut dia, pihaknya akan segera membahas lebih lanjut bersama pihak-pihak terkait lainnya, sekaligus menyampaikan laporan kepada pimpinan dalam hal ini Pj. Bupati Lampung Barat Drs. Nukman, untuk mencari solusi sumber air alternatif sebagai upaya penyelamatan tanaman padi milik masyarakat tersebut sehingga bisa tetap menghasilkan.
"Sekarang yang menjadi persoalan debit air sungai mengering, sehingga harus ada upaya untuk mengairi artifisial, salah satunya dengan menyedot dari sumber air seperti sungai terdekat dengan menggunakan alat seperti mesin Alkon," ujarnya.
BACA JUGA:KPPN Liwa Salurkan BLT DD Triwulan III Rp3,736 Miliar
Untuk kebutuhan Mesin Alkon dalam rangka mengatasi kekeringan di lima pekon yang terdampak tersebut, sambung Padang, maka dibutuhkan sekitar satu hingga dua mesin alkon setiap pekonnya.
"Itu menjadi salah satu solusi yang mungkin akan dilakukan pemerintah daerah, hasil koordinasi kami dengan camat penggunaan mesin Alkon masih memungkinkan, karena masih bisa memanfaatkan sumber air yang ada seperti di sungai maupun danau," kata dia.
BACA JUGA:Dampak El Nino, BPBD Lampung Barat Ingatkan Warga Waspada Kebakaran
Lanjutnya, ketika rencana tersebut terealisasi maka tentunya perlu peran serta seluruh jajaran, mulai camat hingga peratin, bagaimana keberadaan mesin Alkon dimaksud benar-benar bisa dimanfaatkan secara baik dan merata.
"Berkaitan dengan biaya operasional maupun kebutuhan lain seperti Bahan Bakar Minyak, tentu itu juga menjadi pemikiran kami dan akan kami bahas lebih lanjut," pungkas Padang. *