Karya Seni Rupa pada Masa Hindu-Buddha di Indonesia
Arca DWARAPALA Penjaga Pintu dari abad ke 13–14 era kerajaan Majapahit kini terseimpan di Asian Art Museum California-Foto Asian Art Museum-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Perkembangan seni rupa di Indonesia telah berlangsung sejak masa lampau, bahkan jauh sebelum datangnya pengaruh Hindu dan Buddha.
Namun, pada masa masuk dan berkembangnya dua agama besar ini, seni rupa mengalami kemajuan pesat.
Seni tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi keindahan, tetapi juga menjadi sarana untuk menunjukkan keyakinan, kekuasaan, serta kemegahan kerajaan-kerajaan yang berdiri kala itu.
Peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha hingga kini masih dapat ditemukan dan menjadi bukti kejayaan peradaban Nusantara.
BACA JUGA:Warisan Upacara Pernikahan Bangsawan Majapahit dalam Budaya Jawa Masa Kini
1. Prasasti: Jejak Tertulis Peradaban Kuno
Salah satu peninggalan paling penting dari masa Hindu-Buddha adalah prasasti. Prasasti merupakan batu atau lempengan logam yang berisi tulisan, digunakan untuk mencatat peristiwa penting, keputusan raja, maupun ajaran keagamaan. Tulisan pada prasasti umumnya menggunakan huruf Pallawa, Pranagari, atau Bali Kuno, dengan bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, atau Melayu Kuno.
Beberapa contoh prasasti terkenal antara lain:
- Prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, yang menjadi bukti tertua masuknya pengaruh Hindu di Nusantara.
- Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, dan Tugu dari Kerajaan Tarumanegara, yang banyak ditemukan di Jawa Barat.
- Prasasti Canggal dan Kalasan dari masa Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.
- Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, dan Karang Berahi dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan, yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.
Prasasti-prasasti ini tidak hanya menjadi sumber sejarah penting, tetapi juga karya seni karena mengandung nilai estetika pada bentuk huruf, ukiran, dan bahan pembuatannya.
BACA JUGA:Tradisi Nginang di Masa Majapahit: Rahasia Sehat dan Harum dari Leluhur Nusantara
2. Candi: Arsitektur Megah Bernilai Spiritual
Candi merupakan peninggalan seni rupa yang paling menonjol dari masa Hindu-Buddha. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, candi diartikan sebagai bangunan kuno dari batu yang umumnya berfungsi sebagai tempat pemujaan atau penyimpanan abu jenazah raja dan pendeta.
Istilah “candi” berasal dari nama Dewi Candika, salah satu wujud Dewi Durga, dewi kematian dalam agama Hindu. Karena itu, banyak candi dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh yang telah wafat. Meski demikian, tidak semua candi berfungsi sebagai makam. Sebagian besar digunakan untuk kegiatan keagamaan dan pemujaan dewa-dewi.
Dalam tradisi Hindu, candi sering menjadi tempat penyimpanan simbol atau benda suci yang disebut pripih, yang diletakkan di bagian dasar bangunan. Sedangkan dalam Buddhisme, candi berfungsi sebagai tempat berdoa dan tidak memiliki pripih, melainkan arca Buddha sebagai pusat pemujaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





