Tarian Kapita Uto Salawaku: Simbol Perjuangan dan Identitas Budaya Tidore
Tarian Kapita Uto Salawaku adalah simbol perpaduan antara sejarah, spiritualitas, dan seni masyarakat Tidore.-Ilustrasi Gemini AI-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Tarian Kapita Uto Salawaku merupakan salah satu karya budaya paling berharga dari masyarakat Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
Tarian ini tidak hanya menjadi representasi seni, tetapi juga rekaman perjalanan sejarah dan spiritualitas masyarakatnya.
Dalam tradisi Tidore, seni tari sering kali lahir dari kegiatan adat dan ritual, termasuk ritual perang yang menjadi inspirasi utama dari Tarian Kapita Uto Salawaku.
Tidak mengherankan jika tarian ini kemudian menjadi kebanggaan warga Tidore, terutama ketika mendapat kesempatan tampil mewakili Maluku Utara pada perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2021 di Istana Negara.
BACA JUGA:BRI Buka Pengajuan KUR 2025, Plafon Mulai Rp10 Juta dan Bunga Kompetitif
Akar Sejarah dan Makna Filosofis
Secara etimologis, istilah “Kapita” merujuk pada panglima perang dalam struktur Kesultanan Tidore. Para kapita bertugas memimpin pasukan ketika kerajaan menghadapi ancaman dari luar, termasuk para penjajah yang pernah berupaya menguasai wilayah Maluku. Mereka adalah tokoh-tokoh berpengaruh yang memiliki kemampuan strategi, keberanian luar biasa, serta kesetiaan kuat kepada sultan dan negeri.
Sementara itu, “Uto Salawaku” merujuk pada ritual doa dan permohonan restu yang dilakukan para pemimpin adat sebelum pasukan berangkat menuju medan tempur. Dalam ritual tersebut, masyarakat memohon perlindungan kepada Allah SWT agar sultan, para panglima, dan seluruh pasukan diberi keberanian serta keselamatan. Kata “salawaku” sendiri adalah nama perisai tradisional Maluku yang melambangkan perlindungan dan kekuatan.
Dari dua unsur inilah Tarian Kapita Uto Salawaku terbentuk. Ia bukan hanya representasi perang, melainkan gambaran hubungan harmonis antara kekuatan fisik dan spiritual. Tarian ini mengajarkan bahwa keberanian tidak akan berarti tanpa doa dan restu dari Sang Pencipta.
BACA JUGA:Lima Pejabat Pemprov Lampung di Lantik, Ini Daftar Namanya
Hubungan dengan Kekuatan Politik Kesultanan Tidore
Pada masa jayanya, Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan kuat di kawasan Timur Nusantara. Pengaruhnya tidak hanya terbatas di Pulau Tidore, tetapi meluas hingga sebagian wilayah Oba, Gamrange, Wasile Maba, Weda, dan Patani.
Bahkan, kekuasaannya menjangkau Kepulauan Gebe, Raja Ampat, Seram Timur, Kepulauan Kei, Aru, dan sejumlah wilayah Papua yang sering disebut sebagai Papua Gam Sio Se Ma For Soa Raha.
Tarian Kapita Uto Salawaku turut merefleksikan besarnya jaringan wilayah tersebut. Gerakan dan simbol dalam tarian menjadi pengingat bahwa kekuatan politik Kesultanan Tidore dahulu sangat berpengaruh, baik dalam bidang perdagangan, pemerintahan, maupun pertahanan. Karena itu, penampilan tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga refleksi identitas sejarah masyarakat Tidore.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





