Disway Awards

Upacara Adat Badudus Mandaring: Ritual Penyucian Suci Masyarakat Dayak

Upacara Adat Badudus Mandaring: Ritual Penyucian Suci Masyarakat Dayak

Upacara adat Badudus Mandaring merupakan warisan budaya yang sarat nilai spiritual dan kebersamaan. -Foto Instagram@ansharullah_faruqi-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya berasal dari masyarakat Dayak di Kalimantan. 

Di antara berbagai tradisi adat yang masih dijaga kelestariannya, terdapat sebuah ritual sakral bernama Badudus Mandaring. 

Upacara ini menjadi simbol penyucian diri, penghormatan terhadap leluhur, serta bentuk rasa syukur atas kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta. 

Hingga kini, tradisi ini tetap dilestarikan sebagai bagian penting dari identitas budaya masyarakat Dayak.

BACA JUGA:Pakaian Tradisional Suku Dayak Kalimantan Tengah

Asal-usul dan Pengertian Badudus Mandaring

Istilah Badudus Mandaring berasal dari bahasa Banjar dan Dayak Ma’anyan. Kata “badudus” berarti mandi atau membersihkan diri, sedangkan “mandaring” bermakna penyucian secara spiritual. Secara keseluruhan, Badudus Mandaring diartikan sebagai ritual mandi suci untuk membersihkan diri dari hal-hal buruk, baik secara jasmani maupun rohani.

Sejak zaman nenek moyang, masyarakat Dayak percaya bahwa air memiliki kekuatan untuk menghapus energi negatif dan mengembalikan keseimbangan diri. Oleh sebab itu, Badudus Mandaring menjadi sarana penting untuk memohon keselamatan, keberkahan, serta perlindungan dari gangguan yang tidak terlihat. 

Pada masa lalu, upacara ini biasanya dilakukan oleh bangsawan atau tokoh adat sebelum peristiwa besar seperti pernikahan atau pengangkatan jabatan. Namun kini, tradisi ini juga dijalankan oleh masyarakat umum sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan adat.

BACA JUGA:Keindahan Tari Dadas dan Tari Bawo, Warisan Budaya Suku Dayak Kalimantan

Tujuan dan Makna Spiritual

Tujuan utama upacara Badudus Mandaring adalah untuk menyucikan diri secara spiritual. Masyarakat Dayak meyakini bahwa tubuh dan jiwa manusia harus seimbang. Bila salah satu sisi kotor atau terganggu, maka kehidupan seseorang akan dipenuhi kesulitan, penyakit, atau kesialan. Melalui Badudus Mandaring, seseorang diharapkan terbebas dari pengaruh buruk dan siap menjalani kehidupan baru dengan hati bersih.

Selain itu, upacara ini berfungsi sebagai tolak bala, yaitu usaha untuk menolak penyakit dan roh jahat yang bisa mengganggu manusia. Air suci yang digunakan diyakini membawa berkah dan mampu menghapus segala hal negatif. 

Dalam konteks sosial, Badudus Mandaring juga menjadi lambang awal kehidupan baru, misalnya ketika seseorang hendak menikah, berpindah rumah, atau memulai tugas penting.

BACA JUGA:Kuntau: Seni Bela Diri Tradisional Banjar yang Menjadi Warisan Leluhur

Perlengkapan dan Persiapan Upacara

Sebelum ritual dimulai, masyarakat bersama keluarga peserta mempersiapkan tempat dan perlengkapan dengan cermat. Biasanya upacara dilakukan di halaman rumah, di pinggir sungai, atau tempat khusus yang dianggap suci. Perlengkapan yang diperlukan antara lain:

  • Air suci dari sungai atau sumber mata air.
  • Bunga tujuh rupa, melambangkan keharuman dan keindahan jiwa.
  • Daun sirih dan beras kuning, simbol keselamatan dan kemakmuran.
  • Minyak wangi, dupa, dan sesajen, sebagai penghormatan kepada leluhur.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: