Disway Awards

Tebara, Desa Wisata yang Menjaga Napas Budaya Sumba

Tebara, Desa Wisata yang Menjaga Napas Budaya Sumba

Desa Wisata Tebara - Foto instagram @anzhy_daud_--

BACA JUGA:DPRD Minta Kajian Komprehensif EWS, Tekankan Pentingnya Mitigasi Bencana di Kota Bandar Lampung

Kuliner Khas yang Mengundang Rasa Penasaran

Selain budaya dan arsitektur, Desa Wisata Tebara juga menawarkan kuliner khas yang unik. Beberapa menu tradisional berbahan tanaman lokal tersaji dengan cita rasa sederhana namun meninggalkan kesan mendalam.

Di antaranya ada ro’o luwa, bubur hijau berbahan ubi jalar atau daun singkong yang memiliki aroma khas. Ada pula rumpu rampe, sajian sayuran yang terdiri dari potongan daun pepaya, bunga pepaya, jantung pisang, dan campuran sayuran lainnya. 

Kedua kuliner tersebut menunjukkan bagaimana bahan-bahan lokal diolah dengan teknik sederhana namun menghasilkan cita rasa otentik yang sulit ditemukan di luar Sumba.

BACA JUGA:Meiza Aulia Pastikan Tidak Ada Kesempatan Rujuk dengan Eza Gionino

Akses Menuju Tebara dan Fasilitas Wisata

Menuju Desa Tebara bukanlah hal yang sulit. Pulau Sumba memiliki dua bandara aktif yang melayani penerbangan dari sejumlah kota, yaitu Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu dan Bandara Tambolaka di Waikabubak. Dari bandara, perjalanan menuju desa dapat ditempuh dengan kendaraan umum atau sewaan.

Fasilitas penginapan di sekitar Kota Waikabubak juga semakin berkembang. Hotel kelas menengah, losmen, hingga homestay tersedia bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana lebih lama.

Desa Wisata Tebara menawarkan pengalaman menyeluruh: lanskap budaya, kekayaan tradisi, hingga keramahan masyarakatnya. Perpaduan tersebut menjadikan Tebara bukan sekadar destinasi, tetapi ruang belajar tentang identitas Sumba yang masih bertahan kuat di tengah arus perubahan. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: