Menyelami Pesona Pulau Kakaban, Surga Ubur-Ubur Langka di Laut Berau

BACA JUGA:Curug Cilember, Permata Alam Sejuk di Lereng Puncak Bogor

Dinding karang vertikal yang menjulang dari kedalaman laut dihiasi koral warna-warni dan menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan tropis, penyu hijau, hingga barisan ikan barracuda yang berenang berputar membentuk pusaran besar.

Air lautnya begitu jernih hingga jarak pandang di bawah permukaan bisa mencapai lebih dari 30 meter. 

Bagi para pecinta snorkeling, perairan sekitar dermaga pun sudah cukup menawarkan panorama bawah laut yang memukau. 

Ikan-ikan kecil menari di antara karang, sementara sinar matahari menembus air menciptakan pendar cahaya keemasan.

BACA JUGA:Wisata Merauke: Keindahan Alam dan Budaya Papua Selatan

Pulau Kakaban dijaga dengan ketat di bawah pengawasan pemerintah daerah dan masyarakat lokal. 

Tak ada penginapan permanen, warung, atau fasilitas modern di pulau ini. Semua aktivitas wisata bersifat harian, agar kelestarian alam tetap terjaga.

Setiap wisatawan diwajibkan menjaga kebersihan dan tidak menggunakan tabir surya berbahan kimia saat berenang di danau. 

Larangan itu bukan tanpa alasan. Zat kimia dari tabir surya dapat merusak mikroorganisme air dan mengganggu keseimbangan ekosistem yang telah bertahan ribuan tahun.

BACA JUGA:Lembah Baliem, Surga Alam dan Budaya di Jantung Papua

Kesadaran wisatawan untuk menjaga kelestarian alam menjadi bagian penting dari pengalaman di Kakaban. Sebab, di sinilah manusia diajak untuk menyesuaikan diri dengan alam, bukan sebaliknya.

Perjalanan menuju Kakaban biasanya dimulai dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Dari bandara Kalimarau, wisatawan melanjutkan perjalanan darat sekitar dua jam menuju Pelabuhan Tanjung Batu. 

Dari sana, perahu cepat bisa disewa untuk mengunjungi gugusan pulau di Kepulauan Derawan, termasuk Maratua, Sangalaki, dan tentu saja Kakaban.

Wisatawan biasanya bermalam di Pulau Derawan atau Maratua karena Kakaban tidak memiliki fasilitas menginap. 

Sumber: