Rawa Pening, Pesona Alam di Lereng Gunung Ungaran
Keindahan Rawa Pening - Foto instagram @jalanjalandijawa--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Bagi pencinta wisata alam yang sarat dengan cerita rakyat, nama Rawa Pening hampir selalu masuk dalam daftar destinasi yang wajib disinggahi.
Meski kerap disangka berada di Sumatera karena namanya, kenyataannya danau alami ini berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tepat di kaki Gunung Ungaran.
Dengan luas yang membentang dan panorama menawan, Rawa Pening menyimpan bukan hanya keindahan lanskap pegunungan, melainkan juga kisah mistis yang diwariskan secara turun-temurun.
Rawa Pening berada di antara tiga kecamatan, yakni Ambarawa, Bawen, dan Tuntang. Danau yang terletak pada ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut ini hanya berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Kota Semarang.
BACA JUGA:Gunung Gede, Pesona Alam di Jawa Barat
Akses menuju lokasi terbilang mudah karena bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi melalui jalur Tol Semarang–Solo dengan keluar di pintu Bawen.
Bagi wisatawan yang mengandalkan transportasi umum, tersedia bus kecil dari Terminal Banyumanik ke arah Ambarawa, kemudian perjalanan bisa dilanjutkan dengan ojek atau taksi lokal.
Sementara itu, bagi penikmat wisata klasik, kereta wisata Ambarawa menjadi pilihan unik karena rutenya melintas di tepian danau, menyuguhkan panorama Rawa Pening dari sudut berbeda.
Keberadaan Rawa Pening tak lepas dari cerita rakyat yang begitu populer di kalangan masyarakat Jawa, yaitu legenda Baru Klinthing.
BACA JUGA:Gunung Lawu: Misteri dan Keindahan di Perbatasan Jawa Tengah
Dikisahkan, seorang bocah sakti yang diperlakukan tidak adil oleh warga desa menancapkan sebatang lidi ke tanah.
Ketika lidi tersebut dicabut, air meluap deras hingga menenggelamkan pemukiman dan membentuk danau luas yang kini dikenal sebagai Rawa Pening.
Kisah ini menjadi bagian identitas kultural yang terus hidup, bahkan masih sering dikaitkan dengan fenomena mistis di sekitar kawasan danau.
Nama “Pening” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti jernih. Pada masa lampau, air danau ini memang dikenal sangat bening, meski kini kondisi tersebut mulai berkurang akibat pertumbuhan eceng gondok yang tak terkendali serta proses sedimentasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





