Disway Awards

Menelusuri 700 Tahun Peradaban Kutai di Museum Mulawarman

Menelusuri 700 Tahun Peradaban Kutai di Museum Mulawarman

Museum Mulawarman bukan hanya ruang penyimpanan artefak, melainkan menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, yang memungkinkan pengunjung memahami dinamika peradaban Kutai lebih dekat. Foto:Instagram@andrewchan77--

BACA JUGA:Donor Darah Warnai Peringatan HKN ke-61, Pemkot Bandar Lampung Targetkan 250 Kantong

Koleksi Pusaka: Menyaksikan Jejak Kekuasaan Kutai

Memasuki museum, pengunjung akan disambut oleh deretan artefak yang mewakili perjalanan panjang Kesultanan Kutai

Salah satu koleksi paling menarik adalah singgasana Sultan dan Permaisuri. Singgasana ini dirancang oleh Ir. van der Lube dari Belanda pada tahun 1935. 

Dengan detail ornamen yang rumit dan desain megah, singgasana tersebut mencerminkan betapa besarnya wibawa kesultanan di masa lampau.

BACA JUGA:Rekomendasi Sepatu Basket Berkualitas Tinggi untuk Permainan Lebih Stabil dan Nyaman

Tak jauh dari singgasana, terdapat sepasang patung Lembuswana berlapis emas yang dibuat sekitar tahun 1850. Lembuswana adalah makhluk mitologi yang diyakini sebagai penjaga kesultanan—perpaduan antara singa, burung, dan naga. 

Kehadiran patung ini bukan hanya sebagai dekorasi, melainkan simbol kekuasaan dan penjagaan spiritual bagi kerajaan.

Selain itu, museum juga memamerkan berbagai pakaian kebesaran Sultan, lengkap dengan aksesori yang dahulu dipakai dalam upacara adat atau pertemuan resmi. 

Setiap pakaian menyimpan makna filosofis, pola tenun, dan ragam ornamen yang menunjukkan tingginya keterampilan seni masyarakat Kutai.

BACA JUGA:7 Rekomendasi HP Rp 3-4 Jutaan Akhir Tahun 2025

Di sisi lain, berbagai senjata tradisional seperti mandau, tombak, dan keris turut menjadi bagian penting dari koleksi museum

Meski Kutai dikenal sebagai kerajaan yang banyak menjalankan diplomasi, berbagai senjata tetap menjadi simbol keberanian dan kesiapan dalam mempertahankan wilayahnya.

Tak ketinggalan, terdapat pula perangkat gamelan hadiah dari Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat, yang menunjukkan hubungan baik antarkerajaan di Nusantara. 

Kerja sama semacam ini menggambarkan bahwa Kutai Kartanegara termasuk kerajaan yang memiliki peran besar dalam jaringan budaya dan politik pada masanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: