Tarian Lariangi Wakatobi: Keindahan Seni dan Warisan Budaya
Tarian Lariangi dari Wakatobi adalah salah satu bukti kekayaan budaya Nusantara yang sangat berharga.-Foto Instagram@miunsrv-
BACA JUGA:Kerajinan Kulit: Tradisi Kuno yang Terus Hidup di Zaman Modern
Gerakan Tarian
Tarian Lariangi dibawakan oleh penari perempuan dalam jumlah tertentu, biasanya berkelompok. Gerakannya lembut, anggun, dan penuh keharmonisan.
Penari kerap bergerak berbaris atau membentuk lingkaran dengan pola yang teratur. Setiap gerakan memiliki arti, seperti melambangkan sikap sopan, hormat, dan kelembutan.
Yang membuat tarian ini unik adalah perpaduan gerakan dengan nyanyian Kalinda’a. Para penari tidak hanya menampilkan tarian, tetapi juga melantunkan syair yang kaya makna. Inilah yang membuat Lariangi berbeda dengan tarian tradisional lain di Nusantara.
BACA JUGA:Tari Moyo Nias: Filosofi Elang yang Penuh Makna
Iringan Musik
Musik pengiring tarian menggunakan alat musik tradisional seperti gong, gendang, dan alat petik khas daerah.
Ritmenya sederhana namun harmonis, berpadu dengan suara para penari yang menyanyikan Kalinda’a.
Suasana yang tercipta bisa terasa khidmat sekaligus meriah, tergantung acara yang digelar.
BACA JUGA:Seni Rupa Dua Dimensi: Unsur, Prinsip, dan Fungsinya
Busana Penari
Kostum dalam Lariangi sangat khas. Para penari memakai busana tradisional berwarna cerah, dilengkapi kain tenun khas Wakatobi yang penuh motif indah.
Warna pakaian umumnya terang seperti merah, kuning, atau hijau, melambangkan semangat dan kebahagiaan.
Penari juga mengenakan hiasan kepala berupa mahkota kecil atau bunga untuk menambah kesan anggun. Dengan kostum tersebut, keindahan tarian semakin terpancar.
BACA JUGA:Seni Pahat: Memahat Jejak Budaya dan Keindahan
Nilai Filosofis
Lariangi menyimpan pesan-pesan kehidupan yang dalam.
Beberapa nilai penting yang bisa diambil dari tarian ini antara lain:
- Kebersamaan dan persatuan – karena tarian dibawakan secara berkelompok dengan gerakan serasi.
- Kesopanan – ditunjukkan lewat gerakan yang halus dan penuh tata krama.
- Penghormatan pada leluhur – melalui syair dan doa yang dinyanyikan, masyarakat tetap terhubung dengan nilai-nilai yang diwariskan nenek moyang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




