Benteng Rotterdam: Warisan Megah Makassar yang Penuh Sejarah
Benteng Rotterdam bukan hanya bangunan tua di tepi laut, tetapi saksi bisu perubahan besar yang dialami Makassar. Foto:Instagram@wulandapr--
BACA JUGA:Babinsa Pahoman Kawal Sukses Donor Darah di RRI Fest HUT ke-80 RRI
Keunikan Benteng Rotterdam terletak pada bentuknya. Jika dilihat dari udara, bangunan ini menyerupai penyu. Bentuk tersebut bukan tanpa alasan, melainkan simbol filosofis.
Penyu dianggap hewan tangguh yang dapat hidup di darat maupun laut, merepresentasikan kekuatan Kerajaan Gowa yang kala itu berjaya di dua bidang sekaligus: agraris dan maritim.
Dinding benteng dibangun menggunakan batu karang dari laut, sehingga sangat kokoh menghadapi serangan maupun perubahan cuaca.
Di dalam kompleksnya, Belanda kemudian menambahkan bangunan untuk gudang penyimpanan, barak tentara, kantor administrasi, hingga tempat tinggal pejabat kolonial.
BACA JUGA:Kebakaran Hanguskan Rumah Merangkap Toko Pakaian Bekas di Sepang Jaya
Setelah resmi dikuasai VOC, Benteng Rotterdam berubah fungsi menjadi pusat kendali Belanda di kawasan timur Indonesia.
Dari benteng inilah mereka mengatur jalannya perdagangan, terutama komoditas rempah-rempah yang bernilai tinggi.
Selain sebagai markas militer, benteng ini juga difungsikan sebagai penjara. Salah satu tokoh besar bangsa yang pernah ditahan di sini adalah Pangeran Diponegoro.
Setelah ditangkap pada tahun 1830 akibat memimpin Perang Jawa, Diponegoro diasingkan ke Makassar dan menghabiskan sisa hidupnya di kota ini. Kisah pengasingannya menambah bobot sejarah benteng bagi bangsa Indonesia.
BACA JUGA:5 Manfaat Argan Oil untuk Rambut: Rahasia Rambut Lembut, Kuat, dan Berkilau
Benteng Rotterdam adalah lambang peralihan kekuasaan yang besar di Nusantara. Dari simbol kejayaan Kerajaan Gowa, benteng ini berubah menjadi tanda kekuatan kolonial asing.
Bagi masyarakat Bugis-Makassar, kejatuhan benteng berarti berakhirnya dominasi Gowa, sekaligus awal masuknya pengaruh Eropa yang semakin kuat.
Namun, keberadaan benteng juga bisa dibaca sebagai pengingat akan semangat perlawanan dan ketangguhan leluhur.
Ia berdiri tegak sebagai bukti bahwa perjalanan sejarah bangsa penuh dengan perjuangan mempertahankan kedaulatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




